“Benar…! Benar…!!!” teriakan para pendekar kembali bersahut-sahutan. Ada nada kekhawatiran dan ketidak puasan di dalamnya.
Kali ini Dayat turut penasaran dan memandang sosok berhidung gondrong yang menjadi pemimpin para pendekar lintas suku bangsa ini.
Tapi sosok berhidung gondrong ini kembali mengangkat tangan ke udara, membuat Dayat berpikir centil, apakah Sang Pemimpin ini sebenarnya tengah mengiklankan sebuah produk anti bau ketiak secara diam-diam?
“Tahukah kalian sebab apa beliau diberi julukan Master Pornoaksi Ilmu-Ilmu Peternakan?” Tanya Bay, yang setelah beberapa saat ditunggu tak ada yang memberi jawaban, kembali dia melanjutkan kalimatnya, “Karena beliau selalu mengajarkan semua teori dan praktek kepada perguruannya di media sosial secara gratis dan tuntas hingga ke cawet-cawetnya, tanpa ada satupun ilmu yang beliau sembunyikan, dan bukannya karena watak beliau yang porno atau cabul…”
Ratusan “Ooo…” serentak bergema tanpa dikomando mendengar penjelasan Sang Pemimpin. Dan sebelum ada lagi yang interupsi, sosok berhidung gondrong itu kembali melanjutkan pembicaraannya.
“Saya paham bahwa masih terlalu banyak hal yang butuh dikoordinasi ulang dalam pertemuan ini, tapi saya berharap atas nama sumpah setia bersama yang kita lakukan kemarin ketika mendaulat saya menjadi Sang Pemimpin di Liga Pendekar Tanah Air, percayalah bahwa apa yang saya lakukan kini telah sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku dan pernah kita rumuskan bersama.”
“Negara membutuhkan kita,” lanjut sosok berhidung gondrong itu. “Saya akan pergi dahulu ke Jogja bersama Dayat untuk mengadopsi kemandirian, dan setelahnya Ciheras menjadi lokasi yang paling beperan penting bagi penciptaan swasembada listrik dan energi berbasis non migas yang tak akan pernah bisa habis di negeri ini.”
“Bagaimana dengan kami semua, Pem? Apa yang harus kami lakukan di sini?”
“Dua bulan lagi saya akan kembali, dan saat itu saya ingin kalian telah merumuskan ulang kepandaian pamungkas kalian dalam bentuk Program Pelatihan Kanuragan Berbasis Akselerasi berdurasi dua minggu, sebab paling lambat sebelum pemilu Dayat sudah harus siap menjadi apapun dan siapapun…!”
Situasi kembali heboh, dengan kepanikan besar yang menggaung lewat begitu banyak mulut yang berebutan untuk bersuara.
“Bagaimana mungkin meringkas kepandaian tunggal andalanku yang butuh latihan 40 tahun ini menjadi hanya 2 minggu?”