Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Memahami Hak-Hak Kebendaan: Perlindungan Hukum atas Kepemilikan dan Penguasaan

21 Oktober 2024   07:45 Diperbarui: 21 Oktober 2024   07:52 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.Friedrich Naumann Foundation

Mungkin juga ada alasan sosial atau norma yang berkembang di antara komunitas untuk menghormati klaim kepemilikan. Jika satu orang mulai mengklaim sebidang tanah dan orang lain tidak menantangnya, ini mungkin menimbulkan preseden, di mana orang mulai menerima bahwa hal seperti ini adalah bagian dari aturan sosial baru. Orang-orang mungkin berpikir bahwa ini adalah cara yang sah untuk menghindari perselisihan di masa depan, terutama ketika populasi bertambah atau sumber daya menjadi lebih langka.

c. Pembenaran Moral atau Ekonomi

Si pemilik tanah bisa saja mencoba membenarkan tindakannya dengan argumen bahwa tanah yang ia klaim akan dikelola atau digunakan untuk kesejahteraan lebih besar. Misalnya, ia mungkin menanami tanah tersebut, membangun sesuatu yang bermanfaat, atau menciptakan sistem distribusi yang menurutnya akan menguntungkan masyarakat secara keseluruhan. Orang lain mungkin mengakui bahwa dalam jangka panjang, klaim ini dapat menghasilkan manfaat kolektif.

3. Mengapa Mereka Tidak Harus Menurut

Namun, ada argumen kuat mengapa orang tidak perlu tunduk pada klaim kepemilikan yang membatasi kebebasan mereka:

a. Klaim Sepihak

Orang ini, tanpa konsensus dari orang lain, secara sepihak mengklaim sesuatu yang sebelumnya milik semua orang. Mengapa klaimnya dianggap lebih sah daripada hak orang lain untuk menggunakan tanah tersebut? Jika tidak ada aturan atau kesepakatan sebelumnya yang mengizinkan kepemilikan pribadi, orang lain tidak memiliki kewajiban untuk menghormati klaim tersebut. Tanah, seperti buah-buahan yang tumbuh liar atau air sungai, adalah bagian dari sumber daya bersama yang seharusnya diakses oleh semua orang.

b. Prinsip Kesetaraan

Membiarkan seseorang memonopoli akses ke sumber daya yang tersedia untuk umum melanggar prinsip kesetaraan. Tidak ada yang lebih berhak atas tanah tersebut daripada yang lain, sehingga klaim bahwa tanah ini "milik pribadi" tanpa persetujuan kolektif atau aturan yang sah akan tampak tidak adil. Jika orang-orang mematuhi klaim ini, itu berarti mereka mengorbankan kebebasan mereka sendiri demi kepentingan individu tertentu.

c. Penyalahgunaan Kekuasaan

Jika klaim kepemilikan ini tidak didasarkan pada prinsip yang adil, kemungkinan besar institusi kepemilikan pribadi bisa disalahgunakan. Satu orang bisa mulai mengklaim lebih banyak tanah, yang pada akhirnya mengakibatkan ketimpangan besar, di mana segelintir orang menguasai sebagian besar sumber daya, sementara mayoritas lainnya tidak memiliki apa-apa.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun