Mungkin juga ada alasan sosial atau norma yang berkembang di antara komunitas untuk menghormati klaim kepemilikan. Jika satu orang mulai mengklaim sebidang tanah dan orang lain tidak menantangnya, ini mungkin menimbulkan preseden, di mana orang mulai menerima bahwa hal seperti ini adalah bagian dari aturan sosial baru. Orang-orang mungkin berpikir bahwa ini adalah cara yang sah untuk menghindari perselisihan di masa depan, terutama ketika populasi bertambah atau sumber daya menjadi lebih langka.
c. Pembenaran Moral atau Ekonomi
Si pemilik tanah bisa saja mencoba membenarkan tindakannya dengan argumen bahwa tanah yang ia klaim akan dikelola atau digunakan untuk kesejahteraan lebih besar. Misalnya, ia mungkin menanami tanah tersebut, membangun sesuatu yang bermanfaat, atau menciptakan sistem distribusi yang menurutnya akan menguntungkan masyarakat secara keseluruhan. Orang lain mungkin mengakui bahwa dalam jangka panjang, klaim ini dapat menghasilkan manfaat kolektif.
3. Mengapa Mereka Tidak Harus Menurut
Namun, ada argumen kuat mengapa orang tidak perlu tunduk pada klaim kepemilikan yang membatasi kebebasan mereka:
a. Klaim Sepihak
Orang ini, tanpa konsensus dari orang lain, secara sepihak mengklaim sesuatu yang sebelumnya milik semua orang. Mengapa klaimnya dianggap lebih sah daripada hak orang lain untuk menggunakan tanah tersebut? Jika tidak ada aturan atau kesepakatan sebelumnya yang mengizinkan kepemilikan pribadi, orang lain tidak memiliki kewajiban untuk menghormati klaim tersebut. Tanah, seperti buah-buahan yang tumbuh liar atau air sungai, adalah bagian dari sumber daya bersama yang seharusnya diakses oleh semua orang.
b. Prinsip Kesetaraan
Membiarkan seseorang memonopoli akses ke sumber daya yang tersedia untuk umum melanggar prinsip kesetaraan. Tidak ada yang lebih berhak atas tanah tersebut daripada yang lain, sehingga klaim bahwa tanah ini "milik pribadi" tanpa persetujuan kolektif atau aturan yang sah akan tampak tidak adil. Jika orang-orang mematuhi klaim ini, itu berarti mereka mengorbankan kebebasan mereka sendiri demi kepentingan individu tertentu.
c. Penyalahgunaan Kekuasaan
Jika klaim kepemilikan ini tidak didasarkan pada prinsip yang adil, kemungkinan besar institusi kepemilikan pribadi bisa disalahgunakan. Satu orang bisa mulai mengklaim lebih banyak tanah, yang pada akhirnya mengakibatkan ketimpangan besar, di mana segelintir orang menguasai sebagian besar sumber daya, sementara mayoritas lainnya tidak memiliki apa-apa.