Program studi seperti teknik, kedokteran, farmasi, dan ilmu komputer seringkali memiliki kurikulum yang lebih padat, dengan jumlah SKS yang lebih tinggi dan materi yang sangat teknis. Mahasiswa harus menguasai konsep-konsep yang rumit dan melakukan praktikum atau proyek yang memerlukan waktu dan pemahaman mendalam. Ini membuat proses pembelajaran menjadi lebih panjang dan menantang.
2. Tugas Akhir yang Lebih Kompleks
Mahasiswa di program studi ini biasanya dihadapkan pada tugas akhir yang lebih kompleks, seperti penelitian laboratorium, pengembangan perangkat lunak, atau proyek desain teknik. Penelitian semacam ini memerlukan perencanaan matang, pengujian berulang, dan analisis data yang mendalam, yang semuanya bisa memperpanjang masa studi, terutama jika penelitian menghadapi hambatan teknis atau memerlukan perbaikan.
3. Kombinasi Teori dan Praktik
Beberapa program studi memerlukan keseimbangan antara teori dan praktik, misalnya kedokteran, yang menggabungkan pembelajaran di kelas dengan praktik klinis, atau arsitektur, yang melibatkan desain dan proyek lapangan. Kombinasi ini menuntut mahasiswa untuk tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengaplikasikannya dalam situasi nyata, yang memerlukan waktu dan keterampilan yang lebih besar.
4. Persyaratan Magang atau Praktikum Wajib
Di beberapa program studi, mahasiswa diwajibkan menjalani magang atau praktikum di industri sebagai bagian dari syarat kelulusan. Magang ini tidak hanya memerlukan waktu tambahan, tetapi juga persiapan yang matang untuk memenuhi standar profesional. Proses mencari tempat magang, menyelesaikan laporan, dan mendapatkan evaluasi juga bisa mempengaruhi kelancaran studi.
5. Akreditasi dan Standar Profesi
Beberapa program studi, terutama yang terkait dengan profesi khusus seperti kedokteran, hukum, dan teknik, harus memenuhi standar akreditasi tertentu yang ditetapkan oleh badan profesional. Ini berarti ada sejumlah mata kuliah dan kompetensi yang harus dicapai, yang bisa menambah beban studi dan memperpanjang durasi kuliah.
Akibat dari faktor-faktor tersebut, mahasiswa di program-program studi ini sering kali membutuhkan waktu lebih lama untuk lulus dibandingkan dengan mahasiswa di bidang lain yang kurikulumnya tidak sekompleks itu.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020, mahasiswa jenjang S1 memiliki batas waktu maksimal untuk menyelesaikan studinya, yaitu 14 semester atau 7 tahun. Aturan ini diterapkan untuk memastikan agar mahasiswa tidak terlalu lama berada dalam jenjang pendidikan tanpa progres yang signifikan. Jika dalam kurun waktu tersebut mahasiswa belum mampu menyelesaikan seluruh persyaratan akademik, seperti beban SKS minimal dan tugas akhir (skripsi), maka mereka akan dihadapkan pada kebijakan drop out (DO) atau ditawarkan opsi untuk memindahkan studi mereka ke perguruan tinggi atau program dengan grade yang lebih rendah.