Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sebagai seorang mahasiswa yang selalu berusaha memberikan hal-hal bermanfaat untuk semua orang, saya senang berbagi ide dan inspirasi dalam berbagai bentuk. Mulai dari artikel mendalam, opini yang membuka wawasan, puisi yang penuh makna, hingga cerpen yang menghibur dan humor yang segar. Setiap karya yang saya hasilkan bertujuan untuk memberi nilai tambah, memperkaya pengetahuan, dan menghadirkan senyuman di tengah rutinitas sehari-hari. Melalui tulisan, saya berharap bisa membangun jembatan pemahaman dan mendorong kreativitas, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Esensi Kebebasan dalam Perspektif Alamiah: Menelusuri Sifat dan Nilainya

14 Oktober 2024   05:44 Diperbarui: 14 Oktober 2024   07:20 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh, dalam Konstitusi Amerika Serikat, kebebasan berbicara dilindungi sebagai bentuk kebebasan negatif. Perlindungan ini dilakukan dengan melarang pemerintah, khususnya Kongres, untuk meloloskan undang-undang yang dapat mengganggu hak seseorang untuk mengekspresikan pendapat mereka. Ini berarti pemerintah tidak boleh campur tangan atau mengatur apa yang seseorang boleh atau tidak boleh katakan, sehingga individu dapat berbicara dengan bebas tanpa rasa takut akan hukuman atau sanksi.

Contoh lain dari kebebasan negatif adalah konsep "perdagangan bebas" dalam ekonomi. Dalam konteks ini, kebebasan berarti tidak adanya hambatan seperti tarif, pembatasan, atau aturan yang menghalangi seseorang untuk berdagang dengan pihak asing. Artinya, individu atau entitas bisnis memiliki kebebasan untuk melakukan transaksi ekonomi tanpa intervensi pemerintah atau pihak lain yang membatasi aktivitas perdagangan mereka.

Secara keseluruhan, kebebasan negatif menekankan pada ketiadaan campur tangan, di mana hak-hak individu dijamin dengan cara mencegah pihak lain (baik pemerintah, kelompok masyarakat, atau individu lain) mengganggu atau membatasi tindakan tersebut. Ini adalah konsep yang kuat dalam sistem demokrasi liberal, yang berfokus pada melindungi kebebasan individu dari kekuasaan atau kontrol berlebihan.

2. Kebebasan Positif

Kebebasan positif, di sisi lain, merujuk pada kebebasan untuk bertindak atau menjadi sesuatu. Ini berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk mewujudkan kehendaknya sendiri dan mencapai potensi penuh. Kebebasan positif tidak hanya menghindari campur tangan, tetapi juga menekankan pada keberdayaan untuk memilih dan bertindak sesuai dengan kehendak diri. Ini bisa melibatkan peran aktif negara atau masyarakat dalam menciptakan kondisi yang memungkinkan individu mencapai kebebasannya, misalnya melalui pendidikan, kesejahteraan ekonomi, atau perlindungan sosial.

Kebebasan positif, tidak seperti kebebasan negatif yang berfokus pada absennya hambatan, mengacu pada kehadiran kemampuan atau kapasitas yang memungkinkan seseorang untuk bertindak atau mencapai sesuatu. Dalam pengertian ini, kebebasan positif lebih terkait dengan kekuatan atau kemampuan seseorang untuk mewujudkan keinginan, tujuan, atau potensi diri mereka secara aktif.

Isaiah Berlin mendefinisikan kebebasan positif sebagai kapasitas seseorang untuk menguasai diri, yang berarti memiliki kendali atas tindakan dan tujuan mereka secara rasional dan otonom. Dalam pandangan ini, seseorang dianggap bebas jika mereka mampu membuat keputusan berdasarkan kehendak mereka sendiri, tanpa didorong oleh pengaruh eksternal yang tidak rasional, seperti dorongan emosional atau tekanan dari orang lain. Kebebasan positif juga menyiratkan kemampuan seseorang untuk bertindak secara otonom, memiliki kontrol atas hidup mereka, dan membuat pilihan yang secara aktif mengarah pada pencapaian cita-cita mereka.

Dalam filsafat kontemporer, kebebasan positif lebih sering merujuk pada kapasitas seseorang untuk mencapai tujuan dan aspirasi mereka. Misalnya, ketika kita mengatakan seekor burung "bebas untuk terbang," kita tidak hanya berarti bahwa tidak ada yang menghentikan burung tersebut, tetapi juga bahwa burung itu mampu terbang. Burung memiliki kekuatan fisik yang memungkinkannya untuk terbang, sementara manusia tidak. Jadi, kebebasan positif dalam konteks ini tidak hanya berarti tidak adanya hambatan, tetapi juga kehadiran kemampuan atau daya untuk melakukan sesuatu yang diinginkan.

Dengan kata lain, kebebasan positif lebih berkaitan dengan pengembangan potensi dan pemberdayaan individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ini termasuk akses terhadap pendidikan, kesempatan ekonomi, dan dukungan sosial yang memungkinkan seseorang memiliki kekuatan untuk memilih dan bertindak sesuai dengan kehendaknya. Sebuah masyarakat yang mendukung kebebasan positif mungkin berfokus pada menciptakan kondisi yang memungkinkan warganya untuk berkembang dan mencapai kesejahteraan mereka, di luar sekadar menghindari campur tangan.

Konsep ini lebih terkait dengan gagasan tentang kontrol diri dan otonomi, di mana seseorang dianggap bebas jika mereka mampu menguasai diri mereka dan tidak dikuasai oleh dorongan eksternal, baik itu tekanan sosial atau kebutuhan ekonomi.

Dalam pandangan Berlin, kedua konsep ini tidak selalu berjalan seiring. Kebebasan negatif lebih mengutamakan pembatasan campur tangan, sementara kebebasan positif menekankan pada pemberdayaan individu. Perdebatan mengenai keseimbangan antara kebebasan negatif dan positif menjadi inti dalam diskusi tentang kebebasan politik, di mana beberapa negara mungkin lebih menekankan pada perlindungan kebebasan dari campur tangan (negatif), sementara yang lain berfokus pada pemberdayaan warganya untuk mencapai kebebasan yang lebih luas (positif).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun