BAB 3
Sebelum menilai apakah Amerika Serikat layak menyandang label "negeri orang bebas," kita harus memahami terlebih dahulu apa itu kebebasan. Secara umum, kebebasan merujuk pada kemampuan individu atau kelompok untuk bertindak, berbicara, dan berpikir tanpa hambatan atau paksaan eksternal yang tidak semestinya. Dalam konteks politik dan sosial, kebebasan mencakup hak-hak dasar seperti kebebasan berpendapat, kebebasan berkumpul, dan kebebasan memilih dalam sistem demokrasi.
Namun, kebebasan bukanlah konsep yang mutlak. Dalam masyarakat mana pun, termasuk di Amerika Serikat, kebebasan diatur oleh hukum dan norma untuk memastikan bahwa kebebasan satu orang tidak mengganggu hak atau kebebasan orang lain. Jadi, kebebasan adalah sebuah keseimbangan antara hak individu dan tanggung jawab sosial.
Label "negeri orang bebas" yang disematkan pada Amerika Serikat mencerminkan prinsip-prinsip demokrasi yang dipegang negara tersebut, seperti kebebasan berbicara, kebebasan pers, dan hak untuk menentukan nasib sendiri melalui pemilu yang bebas dan adil. Namun, apakah label ini sepenuhnya sesuai tergantung pada bagaimana negara tersebut menjalankan prinsip-prinsip kebebasan ini dalam praktik, termasuk menghadapi isu-isu seperti ketidakadilan sosial, diskriminasi, dan pelanggaran hak asasi manusia.
Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya melihat kebebasan sebagai konsep teoretis, tetapi juga menilai sejauh mana kebebasan itu diterapkan dalam kehidupan nyata, baik di Amerika Serikat maupun di negara lain.
Isaiah Berlin, dalam esainya yang terkenal "Dua Konsep Kebebasan", menjelaskan bahwa istilah "liberty" dan "freedom" tidak memiliki satu makna tunggal, melainkan telah digunakan dalam berbagai cara oleh penutur bahasa Inggris. Dari berbagai makna tersebut, Berlin mengidentifikasi dua konsep utama kebebasan yang sering dibahas oleh para filsuf, yaitu kebebasan negatif dan kebebasan positif.
1. Kebebasan Negatif
Kebebasan negatif merujuk pada kebebasan dari campur tangan eksternal. Artinya, individu bebas jika mereka tidak dihalangi atau diatur oleh pihak lain dalam melakukan sesuatu. Dalam konteks ini, kebebasan dilihat sebagai absennya batasan atau kontrol dari luar, baik itu dari pemerintah, masyarakat, atau individu lain. Contoh dari kebebasan negatif adalah hak untuk menjalankan keyakinan tanpa tekanan negara atau hak untuk berbicara tanpa takut akan hukuman.
Kebebasan negatif sering dikaitkan dengan perlindungan terhadap hak-hak individu dari campur tangan otoritas, serta dengan gagasan liberalisme klasik yang menekankan pada peran minimal pemerintah dalam kehidupan pribadi.
Kebebasan negatif, seperti yang dijelaskan, mengacu pada absennya campur tangan atau halangan dari pihak luar terhadap tindakan seseorang. Ini berarti individu bebas jika tidak ada pihak yang menghalangi, membatasi, atau mendominasi mereka dalam melakukan sesuatu. Kebebasan negatif berfokus pada perlindungan individu dari gangguan eksternal yang membatasi pilihan dan tindakan mereka.