Menteri Pembangunan: "Oh, biasa. Urusan jembatan. Bagaimana denganmu?"
Menteri Keuangan: "Jangan tanya... Raja baru saja menunjuk keponakannya yang masih belajar menghitung dengan sempoa sebagai Kepala Perbendaharaan Kerajaan."
Menteri Pembangunan: "Astaga! Apa kau tak coba protes?"
Menteri Keuangan: "Sudah. Tapi Raja bilang, 'Tenang, dia jenius! Dia bisa menghitung hingga 100 tanpa salah. Memang, hanya jika pakai jari, tapi dia masih muda!'"
Menteri Pembangunan: "Luar biasa. Sepertinya di kerajaan ini, makin kecil koneksi keluargamu, makin besar peluangmu jadi 'pengangguran terhormat.'"
Tiba-tiba, dari kejauhan terdengar teriakan Menteri Pertahanan yang berlari-lari sambil panik.
Menteri Pertahanan: "Tolong! Tolong! Kita sedang diserang musuh!"
Raja Nepo keluar dengan santai dari ruang istananya.
Raja Nepo: "Jangan khawatir. Aku sudah menunjuk komandan perang baru."
Semua menteri menatap Raja dengan harap-harap cemas.
Raja Nepo: "Ini dia, cucuku yang baru berusia 5 tahun! Dia jago main gim perang di tablet. Dia bilang, serangan balik kita hanya butuh satu 'swipe' dan 'tap' saja."