Menteri Pembangunan dan Menteri Keuangan saling pandang.
Menteri Pembangunan: "Sahabat, sepertinya kita lebih baik menyiapkan CV... siapa tahu ada kerajaan lain yang butuh menteri tanpa hubungan darah."
Menteri Keuangan: "Betul. Aku dengar ada kerajaan tetangga yang pemimpinnya justru lebih suka orang-orang yang tidak pernah main Lego atau sempoa."
Dan begitulah, di Kerajaan Nepo-Nepotisme, jabatan terus bergulir dari satu anggota keluarga ke anggota lainnya... sedangkan para menteri aslinya? Mereka akhirnya belajar jadi penjual di pasar kerajaan!
Suatu hari, pasar kerajaan menjadi ramai dengan pengunjung. Menteri Pembangunan kini punya kios kecil yang menjual peralatan tukang, sementara Menteri Keuangan menjual kalkulator dan sempoa dengan diskon besar-besaran.
Menteri Pembangunan: "Lihatlah ini, palu berkualitas tinggi. Dulu aku yang merancang gedung istana dengan alat seperti ini!"
Menteri Keuangan: "Dan ini, kalkulator super canggih. Lebih cepat daripada menghitung dengan jari, lho!"
Tiba-tiba, mereka melihat Menteri Pendidikan yang tampak kebingungan mondar-mandir di pasar.
Menteri Pembangunan: "Hei, sahabat! Kenapa kau berkeliaran di sini?"
Menteri Pendidikan: "Ah, begitulah nasibku. Raja Nepo baru saja menggantikan posisiku dengan anaknya yang masih belajar alfabet. Dia bilang, 'Biar saja, nanti dia belajar sambil bekerja!'"
Menteri Keuangan: "Ah, kau kena juga. Ya, sudah. Mau bergabung dengan kami di pasar? Mungkin kau bisa jualan buku."