Bagas ragu-ragu sejenak, sebelum akhirnya menyusul Laras. Mungkin, di tengah aroma Harmoni yang menyengat ini, dia menemukan secercah harapan untuk sebuah harmoni yang sesungguhnya.
Bab 2: Persekutuan Rahasia
Laras membawa Bagas ke sebuah kedai kopi sederhana di belakang gedung pemerintahan. Suasananya kontras dengan hiruk pikuk kantor, hening dan aroma kopi yang menenangkan.
"Mau coba kopinya?" Laras menawarkan sambil duduk di bangku kayu yang sudah lapuk.
Bagas mengangguk pelan, masih mencerna pertemuan singkat mereka. "Tadi di lorong...maksudmu apa soal orang yang berjuang?"
Laras tersenyum misterius. "Ada kelompok kecil yang berusaha melawan korupsi dari dalam. Kami menyebutnya 'Harmoni Sejati'."
Bagas terangkat alisnya. "Kelompok rahasia? Bukankah itu berbahaya?"
"Memang," Laras menghela napas. "Tapi diam saja juga sama bahayanya. Korupsi merampok masa depan kita semua. Harmoni Sejati mengumpulkan bukti, melaporkan penyelewengan, dan berupaya mengungkap jaringan koruptor."
Bagas terdiam, pikirannya berkecamuk. Dia ingin berbuat sesuatu, tapi ketakutan masih membayangi.
"Kamu ragu?" Laras seolah bisa membaca pikirannya.
Bagas mengangguk pelan. "Aku takut. Tawaran suap tadi baru permulaan, bukan? Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika melawan."