Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Simfoni Suara: Bisikan Demokrasi

4 Februari 2024   14:09 Diperbarui: 4 Februari 2024   14:11 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejanggalan yang ditemukan Bawaslu menguatkan dugaan kecurangan yang diungkap Laras dan Bima. Berita ini pun dengan cepat menyebar, menjadi sorotan publik nasional. Rian dan tim suksesnya kembali menggelar konferensi pers, namun kali ini dengan nada defensif.

"Desakan terhadap Bawaslu untuk melakukan investigasi semakin kuat, Laras," Bima menyampaikan kabar terbaru. "Ini berkat kerja keras kita selama ini."

"Iya, Bim. Tapi perjuangan belum selesai. Kita harus terus kawal proses investigasi ini sampai tuntas," Laras dengan tegas.

Hari-hari berikutnya diwarnai dengan proses investigasi yang alot. Pihak Rian terus berupaya menghambat, namun tekanan publik dan ketegasan Bawaslu membuat penyelidikan terus berjalan.

Akhirnya, setelah hampir sebulan penyelidikan, Bawaslu mengumumkan temuan mereka. Dugaan kecurangan yang dilakukan Rian dan tim suksesnya terbukti. Rian didiskualifikasi dari kontestasi pemilihan.

Kabar kemenangan ini disambut dengan sorak sorai masyarakat Ponorogo. Laras dan Bima turun ke jalan, bergabung dengan demonstrasi yang merayakan kemenangan kebenaran. Meski Rian tidak jadi anggota DPRD, Laras dan Bima merasa mereka telah memenangkan pertarungan yang lebih besar.

"Laras, ini kemenangan moral buat kita!" seru Bima, wajahnya berseri-seri.

"Iya, Bim. Kita berhasil membuktikan bahwa suara kebenaran masih bisa didengar," Laras tersenyum lega, beban yang selama ini ia pikul perlahan terangkat.

Naya, yang ikut dalam demonstrasi itu, menghampiri Laras dan Bima. "Terima kasih, kalian berdua sudah berani bersuara. Kalian pahlawan demokrasi!" katanya sambil berjabat tangan.

Laras dan Bima saling berpandangan, hati mereka dipenuhi rasa haru dan bangga. Perjuangan mereka memang berat, tapi kemenangan moral yang mereka raih bersama masyarakat menjadi bukti bahwa keadilan masih bisa ditegakkan.

Namun, mereka sadar perjuangan mereka belum berakhir. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi dalam sistem demokrasi Indonesia. Mereka bertekad untuk terus menggunakan suara mereka, menjadi pejuang keadilan, dan menjadi pengingat bahwa demokrasi yang sehat membutuhkan keberanian untuk bersuara dan memperjuangkan kebenaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun