Mohon tunggu...
Ahmad Faizal Abidin
Ahmad Faizal Abidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa dan Guru PAUD

Terkadang, saya hanya seorang mahasiswa yang berusaha menulis hal-hal bermanfaat serta menyuarakan isu-isu hangat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rupiah Raja: Intrik Politik Uang dalam Perang Pemilu 2024

28 Januari 2024   17:01 Diperbarui: 28 Januari 2024   17:11 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bab pertama ini memberikan gambaran tentang ketegangan dalam tim kampanye, memperkenalkan elemen politik uang, dan menciptakan pertanyaan moral yang akan menggoda pembaca untuk terus menjelajahi kisah ini.

Bab 2: Perang Strategi di Bawah Bayang-Bayang Rupiah

Pagi hari menyapa Jakarta dengan sinar matahari yang cerah, tapi di ruang rapat kampanye PRI, atmosfer masih dipenuhi kekhawatiran. Daniel menatap peta pemilih sambil bersikap serius, mencoba memetakan wilayah yang perlu ditargetkan.

Raden, seorang ahli strategi politik yang misterius, masuk dengan langkah tanpa suara. "Daniel, kita perlu mengeksekusi rencana dengan cermat. Ini bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang bagaimana kita memanfaatkannya."

Daniel menatap Raden. "Apa yang kamu maksud?"

Raden tersenyum tajam. "Uang yang kita miliki harus menjadi bayangan di balik kebijakan kita. Kami perlu menciptakan citra bahwa PRI adalah partai yang mendukung rakyat, meski di baliknya ada strategi yang lebih kompleks."

Sementara itu, Priya masuk dengan wajah penuh keyakinan. "Saya memiliki ide bagus. Kita bisa memberikan bantuan keuangan kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan, memberikan kesan bahwa PRI benar-benar peduli pada rakyat."

Maya skeptis. "Tapi, apakah ini tidak terkesan sebagai suap pemilih?"

Priya tersenyum lagi. "Ini bukan suap, ini adalah kebijakan yang mendukung kesejahteraan rakyat. Semua orang suka pemberian, bukan?"

Raden menambahkan, "Dan kita bisa memastikan bahwa setiap bantuan yang diberikan memiliki dampak besar di media sosial. Kita kontrol naratifnya."

Daniel mengangguk setuju. "Baiklah, mari kita buat rencana ini berjalan mulus. Tapi, kita harus berhati-hati. Setiap langkah kita akan diperhatikan oleh lawan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun