Bab 5: Keputusan Menentukan
Ketegangan di markas kampanye PRI semakin terasa ketika Daniel, Maya, dan timnya memeriksa bukti-bukti yang ditemukan oleh Rini. Dalam ruang rapat, atmosfer tegang memenuhi udara.
Maya menatap Daniel dengan ekspresi serius, "Ini bisa merusak citra kita, Daniel. Apakah kita benar-benar siap menghadapi konsekuensinya?"
Daniel menyandarkan tubuhnya di atas meja dan menghela nafas. "Kita harus bertanggung jawab atas tindakan kita. Transparansi adalah kunci. Mari kita siapkan pernyataan resmi dan berbicara jujur kepada rakyat."
Sementara itu, di ruang redaksi, Rini merasa tegang karena melibatkan dirinya dalam penyingkapan ini. Dia menelepon Angga, "Angga, PRI terlibat dalam politik uang. Aku memiliki bukti kuat. Kita bisa berkolaborasi untuk menyajikan informasi ini dengan tepat."
Angga terdiam sejenak. "Aku akan memikirkannya, Rini. Ini bukan keputusan yang mudah."
Di sisi lain, Priya yang mendengar tentang pengungkapan ini, masuk dengan wajah tegang. "Daniel, apa yang akan kita lakukan? Kita harus menghentikan berita ini sebelum terlambat."
Daniel menggeleng. "Itu bukan pilihan. Kami akan bersikap transparan. Kita harus menanggung akibat tindakan kita."
Pernyataan resmi PRI disiarkan di berbagai saluran televisi dan media sosial, menciptakan gempa politik di seluruh negeri. Angga melihat siaran itu dengan mata tajam, menyadari bahwa kebenaran telah terungkap.
Angga menghubungi Rini, "Kita berkolaborasi. Kita akan fokus pada kebijakan dan memberikan alternatif yang lebih baik untuk rakyat."
Bab ini menghadirkan puncak konflik moral dan keputusan sulit yang dihadapi oleh setiap karakter. Pengungkapan politik uang menjadi titik balik, memperlihatkan bahwa kejujuran dan transparansi mungkin merupakan kunci untuk membangun kepercayaan rakyat.
Bab 6: Mengejar Pemulihan