- Melaksanakan kewajiban yang kontradiktif
b) Pertanggungjawaban batiniah ( )
  - Membentuk kesadaran moral
  - Mengembangkan kematangan spiritual
Dimensi Konsekuensial dalam Paradigma Etis.
Pengertian, ke-satu, adalah, Hierarki Konsekuensi. Ulama, seperti, Al-'Izz ibn 'Abd As-Salam dalam "Qawa'id Al-Ahkam" memaparkan hierarki konsekuensi etis. Yang pertama, "Konsekuensi Individual" ( ) Dalam, artian, pembentukan karakter personal, dan pengembangan kesadaran moral individu.Â
Kedua, "Konsekuensi Sosial" ( )Â yakni, harmonisasi hubungan sosial, dan, pembentukan tatanan masyarakat beretika. Ketiga, "Konsekuensi Universal" ( )Â yakni, dalam, keseimbangan ekosistem moral, dan, harmonisasi hubungan manusia-alam. Kedua dalam konteks ini, mengenai, "Gradasi Tanggung Jawab Etis".Â
Imam Al-Syatibi dalam "Al-Muwafaqat" mengklasifikasikan gradasi tanggung jawab etis. Hal, pertama, "Dharuriyyat" ()Â yang adalah, merupakan, konsekuensi fundamental, dan berkaitan dengan nilai-nilai dasar kemanusiaan. Kedua, "Hajiyyat" ()Â yakni, konsekuensi sekunder yang menyangkut kesempurnaan nilai moral. Dan, hal yang ketiga, "Tahsiniyyat" ()Â adalah, konsekuensi tersier, berkaitan dengan keindahan akhlak.
Implementasi Paradigmatik.
Hal ke-satu, yakni, di dalam "Konteks Personal"Â dalam implementasi kaidah ini dalam konteks personal meliputi
Pertama, Transformasi Diri, yakni dari larangan berbuat buruk menuju kewajiban memperbaiki diri, dan, dari pencegahan keburukan menuju kultivasi kebaikan. Kedua, "Pengembangan Kesadaran" yang berada pada pemahaman mendalam tentang konsekuensi tindakan, dan terkait, internalisasi nilai-nilai moral
Hal, ke-dua, yakni, "Dalam Konteks Sosial" yang berlaku pada dimensi, "Tanggung Jawab Kolektif" pada, pengertian, penciptaan lingkungan yang mendukung nilai moral, dan, pembangunan sistem sosial yang beretika.
Kemudian, "Transformasi Struktural"Â yang melibatkan, pengembangan institusi yang mendukung moralitas, dan pembaruan sistem yang mengedepankan etika.