Sejak lama, Diah ingin produknya bisa dijual ke luar negeri. Beberapa orang, khususnya dari Jakarta, banyak yang menawarkan diri menjadi reseller. Pernah ada yang ingin menjual produk Diah Cookies ke Jerman. Namun Diah belum bisa mengabulkan lantaran masih masalah pengiriman barang. Juga kekuatan produknya.
Pada Lebaran 2018, Diah mengaku sempat deg-degan. Sebab, pada H-10 jelang Lebaran, kue keringnya masih banyak. Masih 10 ribu stoples. Pembelian dan pesanan tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Di mana di awal puasa dia sudah tidak menerima pesanan lagi.
Sepuluh agen dan 55 reseller juga merasakan pelambatan penjualan. Mereka juga tidak berani repeat order. Ada yang mengaitkan hal ini disebabkan kondisi ekonomi nasional yang berat. Ditambah momen puasa dan Lebaran yang nyaris berbarengan dengan tahun ajaran baru. Ada juga yang mengaitkan dengan peristiwa bom di Surabaya, beberapa hari jelang Ramadan.
"Saya cemas juga. Kemudian saya ingat pesan orang tua kalau lagi seret, banyak-banyaklah bersedekah. Saya ajak agen dan reseller memperbanyak sedekah. Alhamdulillah, lima hari sebelum Lebaran target kami terpenuhi."
Mereka yang penjualannya terbanyak diberi hadiah emas. Diah berkeinginan memberi reward jauh lebih besar. "Saya ingin memberangkatkan agen dan reseller saya umrah ke Tanah Suci."
Selain berbisnis, Diah juga kerap diundang menjadi narasumber di berbagai seminar dan pelatihan. Diah sempat diundang menjadi pembicara di Harian Kompas dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Â
Diah yakin, capaian ini bukan kebetulan. Ada campur tangan Tuhan. Karenanya, Diah tak pernah lupa menyandarkan usaha kepada Sang Khalik. Rasa syukurnya diwujudkan dengan terus membantu sesama. Semampunya. (agus wahyudi)Â