Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Rindu Pun Berayun-ayun di Perayun Biru

29 April 2016   22:36 Diperbarui: 30 April 2016   11:36 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua tahun kemudian aku mudik, Lia. Pas melewati depan rumah orangtuamu, aku mencari perayun biru. Dan tidak menunggu lama di rumah, segera aku berkunjung ke rumahmu.

“Eh, Oji, sudah mudik,” sambut ibumu dengan wajah berseri-seri. Ya, sepanjang tahun mengenal ibumu, selalu kutemui keceriaan ketika bertatapan denganku.

“Rindu kampung halaman, Bik.”

“Ah, rindu kampung halaman atau rindu…”

Aku tersipu, Lia. Ibumu pasti tahu karena pernah muda.

“Tapi Lia sedang di pulau seberang. Lanjut belajar di sana.”

Aku harus menahan kecewa. Bukan soal tidak bertemu kamu tetapi mengapa kamu tidak mengabari aku. Aku bingung, harus bagaimana menanggapi kabar dari ibumu, Lia. Anehnya, mengapa ibuku tidak pernah memberi tahu mengenai itu.

Pandanganku beralih ke perayun biru di samping rumah orangtuamu. Ingatan masih sangat kuat melekat, aku dan kamu sedang berayun-ayun di situ. Berayun-ayun pula kerinduanku.

*

Perayun biru mulai berkarat pada bidang bekas duduk orang di kedua tepinya. Matahari yang garang tidak mampu melampaui hadangan rindang dedaun rambutan.

Aku duduk di situ selagi mudik hari pertama. Berayun-ayunlah aku sendiri. Terbayanglah kamu ada di tepi satunya, seperti waktu-waktu lalu. Aku memang sengaja kembali ke situ setelah mendapat kabar bahwa kamu akan menikah setelah lebaran nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun