Menjelang bauran sinar matahari benar-benar pudar, bubarlah mereka. Sementara di pondok-pondok, para perempuan dan anak-anak mengintip lewat celah-celah dinding kulit kayu. Mereka ingin melihat lidah api yang menyemburat di puncak gunung mati yang megah-gagah menjulang.
Â
Semenjak itu pula dongeng-dongeng tentang naga yang tersembur dari mulut ke mulut sebelum tidur pun berganti kisah nyata yang malah menunda kantuk bertandang ke pelupuk mata anak-anak. Malam-malam berikutnya anak-anak selalu meminta cerita baru tentang naga, yang lebih seru.
Â
*
Â
Sebenarnya masih banyak cerita tentang kerajaan naga tapi mustahil bisa termuat keseluruhannya di sini. Barangkali sebagian sudah pernah kau dengar dari orang-orang, dan sebagiannya lagi baru di sini kau ketahui. Barangkali pula kau tertarik untuk membuktikan sendiri cerita-cerita mereka. Alangkah baiknya jika kau pergi ke sana saja, ke kerajaan naga di gunung mati, yang dari kejauhan tampak menjulang-gagah dalam jubah keunguan.
Â
*******
Sri Pemandang Atas, ketika itu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H