Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Dokter Gigi Itu Melarangku Gosok Gigi Sebelum Tidur Malam

27 Juni 2024   20:55 Diperbarui: 27 Juni 2024   20:58 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi hutan pinus tempatku ber-KKN dulu. Foto diambil tahun 2017 saat sudah bagus (Dokpri Agustina)

Sejak tersadarkan itu aku jadi kehilangan konsentrasi. Ingin acara cepat-cepat selesai. Ingin segera protes ke Kak Iffa. Alhasil, saat acara kelar aku segera mendekatinya.

"Kakak dentist, ini enggak bener. Sumpah. Kita tuh omdo. Omong doang. Ih!" Bisikku tepat di telinga kiri Kak Iffa. Seketika dia menoleh ke arahku. Tentu dengan sorot mata yang tajam mengancam. Menyebabkanku reflek mundur supaya agak menjauhinya.

"Sttt."

"Sumpah, Kak. Kita omdo banget," bisikku lagi.

"Eh! Sttt. Hih." Sekonyong-konyong lenganku dicubit Kak Iffa. Sebelum aku sempat membuka mulut untuk memprotes, Kak Iffa berkata pelan dengan nada mengancam, "Diam kau. Nanti kita bahas di posko."

"Tapi, Kak. Aku sudah banyak dosa. Masak iya, cuma gara-gara program KKN malah nambah pundi-pundi dosa? Membohongi audiens," kataku sambil nyengir. Kali ini malah tidak berbisik.

"Ya ampuuun! Ini bocah. Bisa diam dulu, enggak?!" Cengiranku melebar karena Kak Iffa tampak kaget dengan responsku. Setelah menengok ke kiri dan ke kanan, sepertinya untuk memastikan bahwa jarak kami cukup jauh dari orang-orang, dia melanjutkan omelannya.

"Tenang, Kak. Tak ada orang yang mendengar obrolan kita, kok. Aku juga pahamlah ya, mana yang boleh didengar  khalayak dan mana yang menjadi aib kita. Hehehe ...."

Aku berkomentar seraya ngeloyor pergi. Sudah pasti sambil tertawa-tawa. Aku paham kepanikan Kak Iffa. Kalau sampai terdengar oleh para audiens bisa panjang urusannya.

Apa boleh buat? Apa yang kami lakukan memang tak benar meskipun tak bisa disebut kejahatan. Benar kata Bang Napi. Kejahatan muncul karena adanya kesempatan. Adapun kami, omdo alias jarkoni sebab keterpaksaan. Dipaksa keadaan.

Ngomong-ngomong, segala rupa lauk dan camilan enak-enak yang dibawa Mas Totok ternyata tak pernah kami nikmati. Sepertinya Bu Dusun salah paham. Menganggap itu oleh-oleh dari kami sehingga mungkin dibagikan kepada para kerabat. Sementara Mas Totok menyerahkan kepada Bu Dusun dengan tujuan semua makanan tersebut bisa dinikmati bersama-sama, baik oleh kami maupun keluarga Pak Dusun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun