Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Dokter Gigi Itu Melarangku Gosok Gigi Sebelum Tidur Malam

27 Juni 2024   20:55 Diperbarui: 27 Juni 2024   20:58 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kondisi hutan pinus tempatku ber-KKN dulu. Foto diambil tahun 2017 saat sudah bagus (Dokpri Agustina)

"Okeee."

"Mari bersiap menyimak Ibu Kormasit*."

"Jadi begini, teman-teman. Setelah menginjak hari kedua di lokasi KKN ini, kita menjadi paham bahwa ternyata ketersediaan air bersih buat MCK memang sangat minimalis di sini. Formalitasnya ada air PAM. Sarana prasarananya ada, tetapi konon air cuma mengalir dua kali dalam seminggu. Kata Pak Dusun tadi, mestinya hari ini jadwal air PAM mengalir. Faktanya sampai siang begini tak ada tanda-tanda air PAM datang.

Sudah begitu, rumah Pak Kadus yang menjadi base camp sub unit kita ini, tidak punya sumur pribadi. Mau tidak mau kita mesti mengambil air dari belik. Sumber air umum itu jaraknya kurang lebih 700 meter dari sini. Kondisi ini sungguh merepotkan pastinya. Sementara selama dua bulan ke depan, kita akan menjalani kehidupan minim air bersih begini secara terus-menerus."

Kak Iffa, kormasit kami, menghentikan orasinya sejenak. Setelah menelan ludah dia melanjutkan, "Dengan mempertimbangkan banyak hal, tentunya juga berdasarkan masukan dari Pak Kadus selaku induk semang kita selama KKN di sini, tampaknya akan lebih efektif kalau kita beli air saja. Kita iuran seminggu sekali. Mengupah orang untuk mengambilkan air. Jadi, kita tak perlu berat-berat mengangkut air dari belik ke sini. Lagi pula, kita nanti pasti bakalan sibuk dengan program-program KKN yang wajib kita kerjakan. Sangat repot kalau mesti ditambahi kegiatan ngangsu*."

"Oiya. Jadinya iuran berapa? Sori. Kemarin pas kalian berembuk aku malah ke kantor kecamatan," tanya Bang Joncik.

"Iurannya 50 ribu per minggu. Sesuai kesepakatan awal, ya. Dikumpulkan tiap Senin. Setor ke Heni. Nanti Heni yang akan menyerahkannya ke Pak Dusun," jawab Kak Iffa.

"Tapi sekarang ini, walaupun sudah Selasa, ayo kalian setor. 'Kan untuk membayar pembelian air minggu ini," kata Kak Heni.

"Tolong konsentrasi lagi. Belum selesai ini. Aturan yang wajib kita taati belum kubacakan. Justru ini bagian yang paling pentingnya."

"Hmm," gumamku pelan.

"Kenapa, Gus?" Tegur Kak Iffa yang sudah ancang-ancang untuk membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun