"Eh? Enggak apa-apa. Enggak apa-apa, kok. Suer."
"Baik. Kulanjutkan, ya. Jadi begini. Air bersih yang kita punya nanti, yang kita beli itu, harus dihemat supaya iurannya tidak nambah. Makin banyak kita makai air 'kan bakalan makin besar iurannya. Jadi, kita sepakati bahwa kita hanya akan mandi satu kali sehari. Itu pun jatah tiap orang cuma seember. Embernya yang sudah ada di kamar mandi itu, ya. Itu termasuk untuk gosok gigi."
"Dengar itu, Gus. Berarti kamu enggak boleh buang-buang air, " celetuk Mas Totok.
"Kamu juga," sahutku spontan.
"Hei, tenang dulu. Dengarkan ini. Peraturan kedua. Peraturan kedua adalah gosok gigi hanya boleh satu kali. Saat mandi itu."
"Yungalaaah. Beneran dilarang gosok gigi sebelum tidur! Kak Iffa serius bikin aturan seperti itu? Aku tuh punya masalah dengan gigi, Kak." Kataku.
"Iya. Ini 'kan sudah disepakati bersama."
"Poin ini lho, Kak, yang sejak kemarin bikin resah. Aku sudah terbiasa gosok gigi sebelum tidur. Kalau belum gosok gigi sama cuci muka, rasanya ada yang kurang. Enggak bisa segera tidur. Gimana, dong?" Kataku panjang lebar.
"Kamu tadi sudah janji tidak akan protes." Kak Iffa mengingatkan.
"Dasar anak bungsu. Bawaannya keras kepala. Walaupun di sini kamu anggota termuda, enggak boleh minta prioritas ya," kata Bang Kris.
"Jangan khawatir, Dek. Kalau enggak bisa-bisa tidur gara-gara enggak sikat gigi, ayo Abang temeni bergunjing di teras situ. Sambil lihat bulan purnama. Atau, sekalian sambil makan camilan."