"Wah, hebat, dong." Aku tidak bisa menyembunyikan keherananku.
"Alhamdulillah, Pak."
"Sukses, ya." Aku pun menyalaminya.
"Makasih, Pak. Silakan dinikmati, sudah datang pesanannya. Saya ke dalam dulu," pamitnya.
Aku pun mengangguk lalu menikmati ayam geprek itu. Hm, memang enak, gumamku.
Rasa terkejutku makin bertambah saat tiba di meja kasir.
"Mbak, ini nggak salah," tanya istriku.
"Sudah betul, Bu."
"Lho, kok cuma ditulis satu?" tanya istriku lagi.
"Memang begitu, Bu. Kebijakan dari pemilik warung ini membebaskan pembayaran bagi yang berbuka puasa," jawab Mbak Kasir.
"Subhanallah," ucap istriku spontan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!