"Aku kan puasa. Ini kan hari Senin," katanya.
"Masya Allah, kok bisa lupa, ya?" sahutku sambil tersenyum. "Padahal, Magrib tinggal sepuluh menit lagi," lanjutku.
Tanpa banyak tanya, aku geret istri tercinta ke mobil. Bergegas untuk mencari warung makan terdekat. Tahu sendiri kan, menyegerakan berbuka puasa itu wajib hukumnya.
Akhirnya, mobil kami berhenti di depan sebuah warung makan. Tertulis di papan namanya, Warung Ayam Geprek Mbak Warni.
Namun saat akan melangkah masuk, aku sempat ragu. Bagaimana tidak, yang di dalam adalah anak-anak muda seusia SMA. Dan mereka bukan pengunjung, tapi pelayan dari warung makan itu. pakaian yang dikenakan pun, biasa. Bukan seragam seperti di beberapa tempat.
"Ayo, masuk!" ajak istriku.
"Cari tempat lain saja."
"Kenapa?"
"Tuh, lihat. Pelayannya anak-anak muda, kelihatannya anak-anak nggak bener," kataku.
"Tapi sebentar lagi Magrib, Pak."
"Okelah." Dengan setengah terpaksa, aku pun melangkah masuk. Jujur, ada rasa tidak nyaman di dalam hatiku.