Sesampai di dalam, aku mengambil tempat agak pinggir. Sesekali mataku mengawasi para pelayan itu. Rasa tidak nyaman itu, sedikit berubah saat salah seorang dari mereka mendekat ke meja kami.
"Bapak, Ibu mau dahar apa?" tanyanya dengan sopan.
Terus terang aku terkejut dengan cara berbicaranya.
"Anu, Mas. Ayam geprek 2, jangan terlalu pedas. Terus tolong, jangan lama-lama ya. Soalnya buat buka puasa," kata istriku.
"Nggih, Bu. Kalau begitu, saya ambilkan 2 gelas the hangat dulu ya, Bu."
"Nah, bagus. Saya baru mau bilang," jawab istriku sambil tersenyum.
 Akhirnya anak itu datang lagi dengan membawa 2 gelas teh hangat. Dengan sopan, diulurkannya kedua gelas itu.
"Monggo, Pak, Bu."
Aku langsung saja meneguk teh hangat itu, karena memang sedang tidak puasa. Kebetulan sedang tidak enak badan. Sedang istriku menunggu azan Magrib yang tinggal beberapa menit lagi.
"Pak Agus, ya?" Tiba-tiba seorang anak muda menyapaku.
"Siapa, ya?" tanyaku.