Pada video 26 September. Pramono saat ini datang memenuhi undangan warga untuk datang berkunjung ke Kampung Bayam. Pada saat itu, Pramono menyapa dengan ramah dan menyalami setiap orang yang hadir. Ia juga tidak segan meminta doa restu dari warga.Dari gesturnya, Pramono mau menunjukkan kehangatan dan kepedulian kepada warga. Video pada 20 September juga memperlihatkan Pramono berjabat tangan dengan warga penghuni Rumah Susun Daan Mogot.
Unggahan lainnya menampilkan gubernur berjongkok atau duduk sejajar dengan warga, terutama anak-anak dan lansia. Masih dalam video di kampung Bayam, 26 September menampilkan Pramono juga duduk sejajar dengan warga saat berdialog. Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan komitmen.”Saya sudah menandatangani komitmen, untuk menyelesaikan permalasahan masyarakat miskin kota di kampung Bayam”. Gestur itu sengaja dibuat untuk menciptakan kesan setara dan menghilangkan jarak hierarki. Foto pada tanggal 8 September, menunjukkan gubernur berjongkok di samping seorang ibu yang sedang berjualan di pinggir jalan.
Pramono sering terlihat melakukan kontak mata dan memberikan senyum tulus kepada warga. Hal ini memperkuat kesan ramah dan mudah didekati. Saat diperkenalkan dalam acara dialog bersama warga Kampung Bayam di acara 26 September, ia menyebut nama warga..,” Pak Furqon, Bu Neneng.., ” mana bu Neneng?”Kandidat gubernur menyapa warga dengan menyebut nama, menunjukkan perhatian personal.
Fairclough (2003) dalam analisis wacana kritisnya menekankan pentingnya konteks sosial dalam interpretasi wacana. Interaksi yang hangat dan personal ini, dalam konteks blusukan ke masyarakat miskin, mengkomunikasikan pesan empati dan kepedulian.
Momen yang menampilkan komunikasi yang tidak berjarak, diunggahnya pada 25 Oktober. Saat itu pram, menarik seorang ibu yang lagi mendengarkannya. ” Sini bu... ,”Pram menariknya dan mengalungkan selendang khas Betawi. Rupanya ibu itu hendak menyampaikan keluh kesah seperti mewakili warga sekitar mengenai melonjaknya harga sembako. Pram kemudian merespons dan menyampaikan janji usahanya menurunkan harga beras, Ia kemudian memancing ibu tadi dengan gurauan,” Lebih ganteng aslinya atau (yang) di foto?”. Tanpa malu malu, ibu itu menjawab,” Yang di gambar agak lebih muda.. ya,,tapi yang ini lebih jantan”. Disambut gerr Pram dan warga sekitar. Suasana menjadi cair dan akrab.
Dari sisi busana, gubernur sering mengenakan pakaian kasual dan sederhana, dilengkapi dengan cukin atau selendang khas Betawi. Pilihan ini dijelaskan sebagai "mencerminkan kesetaraan dengan masyarakat yang dikunjungi" dan "simbol kolaborasi Betawi."
Kontruksi visual juga diperkuat dengan latar belakang visual juga seringkali memperlihatkan kondisi lingkungan permukiman yang sederhana, memperkuat konteks blusukan di masyarakat miskin kota. Foto tanggal 28 September di Rusun Tanah Tinggi adalah salah satu contohnya.
Hall (1997) dalam konsep representasinya menjelaskan bagaimana media merepresentasikan realitas sosial. Pemilihan busana dan latar belakang visual ini secara strategis merepresentasikan gubernur sebagai bagian dari masyarakat yang dikunjunginya.
Analisis visual berfokus pada bagaimana gubernur ditampilkan secara fisik dan interaksinya dengan masyarakat. Ekspresi wajah yang ramah, senyum tulus, dan kontak mata yang intens sering digunakan untuk membangun kesan dekat dan mudah didekati. Gestur seperti berjabat tangan, menepuk bahu, berjongkok sejajar dengan anak-anak dan lansia, serta memeluk warga menunjukkan kedekatan fisik dan emosional. Pakaian yang dikenakan umumnya kasual dan sederhana, terkadang dilengkapi dengan atribut lokal seperti busana khas/ selendang, untuk memperkuat identifikasi dengan masyarakat setempat.
Beberapa video diambil dari jarak dekat,untuk memperlihatkan interaksi secara detail dan penuh kehangatan. Hal ini menciptakan kesan bahwa dirinya sebagai calon gubernur benar-benar hadir dan terlibat. Selain video saat ia mengunjungi Kampung Bayam, video serupa saat ia blusukan ke Sunter pada 21 Oktober . Ketika menyalami warga, ia bergurau dan berjoget bersama warga Sunter, Suasana cair membuat warga tak ragu menyuarakan kekhawatirannya mengenai beberapa fasilitas yang selama ini tidak berjalan lancar seperti proses KJP, dan kartu lansia yang macet. Tapi Pram senang karena semangat warga. Dalam caption-nya , Pram menyampaikan ucapan terima kasih untuk sambutan, doa, dan dulungan yang menyala.
Lebih lanjut yang menjadi fokus berikutnya adalah tema verbal. Yang menjadi poin adalah kutipan langsung dari ucapan kandidat yang berjanji membantu, memberikan solusi dan menindaklanjuti keluhan masyarakat. Juga perlu dicermati narasi yang dibangun dalam keterangan foto/video. Berikutnya pilihan kata yang dipakai apakah menggunakan kata kata yang sederhana dan mudah dipahami, termasuk memakai bahasa daerah.