Diceritaken ...
Dahulu kala hiduplah seorang laki-laki tua yang tak laku-laku. Di bawah kaki Merapi, ia selalu berdoa dengan mendayu-dayu. "Tuhan, please Tuhan, apakah aku akan membujang terus seumur hidup?"
Tuhan bergeming.
"Tuhan, dikau kan Mahabisa, kenapa tidak memberikan aku satu jodoh saja, yang merek apapun akan saya terima deh, ikhlaas."
Hening sesaat ....
"Tapi kalau bisa ya Tuhan, biarlah Waljinah saja ya jodohku itu Tuhan. Dia tak ada tandingan. Limited edition lagi. Bisa Tuhan?" Senyumnya menyeringai, gigi-giginya berbaris banjar satu memanjang ke utara. Tuhan Mahatahu apa isi hatinya, tapi entah bagaimana ia menjawab hambanya yang satu ini.
Tiba-tiba guntur menggelegar. Hutan menggeliat. Harimau turun gunung. Rupanya doa laki-laki itu mengusik banyak pihak.
Kemudian iklan.
***
Dengan sedikit pertolongan Tuhan, bertemulah laki-laki itu dengan perempuan pujaannya. Waljinah nyaris sempurna untuk ukuran gadis setengah baya. Umurnya tiga puluh enam membuat hati laki-laki itu sumringah karena melihat pujaannya sebagai empat puluh tahun setara dengan usianya. Di depan pos ronda itu, hatinya tergerak. Keluarlah sapaan itu.
"Dek Jinny ..."