"Jinny Waljinah binti Mamduh Hanafi," mohon Waluyo. Kini ia gamang bimbang. Segala upaya sudah ia lakukan demi mendapatkan hati sang gadis impian. Tapi selalu saja ada yang bisa mengalahkannya dalam pertarungan harga diri.
"Kali ini aku kalah banyak apa, Waljinah? Please, kalau kau terima kali iniiii saja, aku sudah tidak mengejar-ngejarmu lagi."
"Yo terang wae! Tapi emoh ...! Aku akan menikah dengan dia. Tetap saja kau kalah banyak sama dia ini, Waluyo!"
Memelas. "Kalah banyak apa lagi siii ... "
Diam sejenak, kemudian Waljinah mengerlingkan matanya.
"Kalah banyak benihnya ...."
Pasangan itu berlalu sambil berbisik geli. Waluyo sendirian di tengah gang tanah merah itu. Hujan turun membasahi keningnya. Tangannya terangkat dan mulutnya kembali mengadu ke Tuhan. Kali ini doanya kembali didengar, karena ternyata hujan makin deras dan hatinya menjadi semakin adem.
Waluyo ... Waluyo .... sudah tua. Mungkin jodohmu ada di tempat lain.
===========================
No. 126: Afandi Sido
Untuk membaca humor beraneka rupa lain silahkan menuju akun Cinta Fiksi dengan judul :Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Fiksi Humor