Mohon tunggu...
Adyatma Yassir
Adyatma Yassir Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

suka anime, suka kamu juga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Novel Balada Si Roy Karya Gol A. Gong

27 Februari 2023   10:53 Diperbarui: 27 Februari 2023   11:05 1874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Gramedia.com

Analisis novel "Balada Si Roy" karya Gol A. Gong

  • Identitas Buku

Judul buku : Balada Si Roy

Penulis : Gol A. Gong

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : 2018

Jumlah Halaman : 368 halaman

  • Unsur Intrinsik 

Tema : Berkisah tentang seorang pemuda Bandung yang penuh idealis dan suka travelling pindah ke Banten. Sebuah kota kecil yang dahulu merupakan kota penuh cerita. Dengan segala perbedaan sosio-kultural antara Bandung dan Banten. Roy sang tokoh utama kita harus melewati segala rintangan dan emosi yang ada. Antara asmara dan pertemanan serta petuluangan melawan Borsalino.

Tokoh dan Penokohan

Roy : digambarkan sebagai tokoh yang superior karena tokoh tersebut merupakan tokoh yang selalu dapat menguasai situasi dan kondisi ditiap situasi dan kondisi.

  • Tokoh yang hati-hati.

'Roy, tokoh utama kita, mengayuh sepeda balap pelan-pelan.'

  • Tokoh yang antusias.

'Dan Roy juga bersemangat setiap menyanyikan lagu itu.'

  • Tokoh yang ramah.

'Remaja Roy melambai dan tersenyum kepada orang-orang yang menatapnya keheranan.'

  • Tokoh yang sensasional

'Roy jadi pusat perhatian. Ke sekolah dengan sepeda balap dan herder? Walkman dan headphone?'

  • Tokoh yang update.

'Roy pernah menonton film Borsalino, tentang gangster Marseiles, Prancis yang diperankan Alain Delon.'

  • Tokoh yang berprinsip

'Prinsipnya, “Bukankah kalau kita ingin dihargai, harus juga menghargai orang lain?'

  • Tokoh yang pengingat

'Roy teringat opanya di Bandung.'

  • Tokoh yang waspada.

'Tapi Roy sadar, keindahan itu mahal hargamnya dan mengandung risiko. Dia tahu dirinya seperti sedang meniup terompet peperangan, karena tadi sempat melihat salah satu Borsalino menyikut kawannya yang bergelang emas.'

  • Tokoh yang pandai

'Roy tersenyum. Pertanyaan mudah, batinnya. Setiap hari Ketika di Bandung dia bergumul dengan puisi.'

  • Tokoh yang pemarah

'Tapi kali ini darah Roy mendidih. Dia membanting sepeda.'

  • Tokoh yang baik terhadap orang tua

“Masih cantikkan Mama dong.” Roy tersenyum pada ibunya.'

  • tokoh yang gemar berandai-andai

'Lantas Roy berandai-andai. Andai saja bedebah Borsalino tidak membunuh Joe, andai saja Dewi Venus tidak mengajak Joe bermain ombak laut, andai sajaaku tidak terbius dengan keindahan Venus, dan andai saja mamaku tidak pindah kesini. Andai saja…'

  • tokoh yang siap.

'Roy mengangguk tegas; dia menunjukkan kepada kawannya, sangat siap duel dengan Dulllah si Borsalino.'

  • Tokoh sedang gelisah

'Dia gelisah, karena ada janji dengan Dewi Tomboi di alun-alun.'

Ani :

Ani perempuan paling cantik dan menarik di sekolah. Gadis manis dan ramah yang selalu membuat laki-laki memperebutkan nya. Dullah Si Pengusa Sekolah memendam rasa dan terobsesi pada Ani, Hingga Menyebut Ani "Dewi Venus". Tetapi Ani Lebih tertarik pada Roy Siswa baru yang sedikit berandal, Unik dan Sastrawi. Kegigihannya untuk mendapatkan Yang ia mau berhasil membuat Roy yang berkali² menjauh, kembali ke kehidupan nya.

  • Tokoh yang kurang ramah

'Gadis itu tersenyum sedikit.'

  • Tokoh yang diperebutkan

'Gadis itu layak diperebutkan.'

  • Tokoh yang merasa bersalah

'Tiba-tiba hatinya dipenuhi jarum, sakitnya melebihi apa pun, karena merasa bersalah atas kematian Joe.'

Dullah :

Laki - Laki Keren yang di besarkan sebagai jawara. Dia keturunan yang berkuasa, Namun membuat teman-temannya di sekitar nya menjadi tidak berdaya. Dullah pemimpin Geng Borsalino. Musuh Bebuyutan Roy, ia merasa dirinya berkuasa dan melakukan apa saja untuk tetap mengokohkan posisi nya sebagai Penguasa. Dullah memendam perasaan dan terobsesi Dengan Ani si Dewi Venus. Akan tetapi, dirinya terjegal oleh Roy Yang mendekati Ani Lebih Serius.

  • Tokoh yang sombong

'Ada empat koboi sombong dan angkuh nangkring dengan Hardtop.'

'Kesombongan dan kengangkuhan Dullah sebagai anak jawara Banten selalu mencair di depan gadis ini.'

  • Tokoh yang kurang bersahabat

'Roy mengurungkan niat untuk mengenalkan diri lantaran sorot mata keempatt koboi itu sinis dan tidak bersahabat.'

  • Tokoh yang ramah dan sopan

“Selamat pagi, Ani,” sapa Dullah, selalu ramah dan hormat.'

Dewi :

Dewi, Si Tomboy, Anak Jakarta yang Juga baru pindah ke serang. Ia Punya gengsi Yang Cukup Tinggi dan tidak mau begitu saja  membiarkan Roy berpikir kalau ia mudah di taklukkan. Perempuan Yang Beda, Unik dan Menantang Untuk Roy Dekati. Itu membuat Dewi Lebih Menarik Buat Roy, Dewi Mewarnai dan menginspirasi Roy.

  • Tokoh yang bertingkah seenaknya

'Dewi tomboy menyenderkan sepeda ke kios cukur sesuka hatinya.'

  • Tokoh yang licik

'Roy mengucek-ngucek rambut si Tomboi. “Licik lo.”

  • Tokoh yang penuh optimis

“Doain gue juara kelas, ya!” tiba tiba Dewi tomboi sangat optimistis.'

  • Tokoh yang pandai

'Dia meringis Ketika mendengar nama Dewi tomboi disebut sebagai bintang untuk kelas 2 IPS'

  • Tokoh yang kesal

“Ah!” Dewi kesal. Ya, kenapa mesti sekarang.'

'Si Tomboi menendang kaleng dengan kesal.'

  • Tokoh yang sedang naik pitam

“Biarkan saja dulu. Nanti juga reda marahnya,” ayah Dewi menyarankan.'

Wiwik :

Wiwik, Anak 11 IPS 2 Yang Sudah Mengincar Roy. Sejak Awal Roy Masuk Sekolah. Salah Satu Dari 3 bidadari di sekolah. Sering Curi pandang ke arah Roy, dan juga menyatakan rasa suka nya kepada Roy. Baginya, Ia Adalah Orang Yang Tepat Untuk Roy, Bukan Orang- Orang Yang Selama Ini Roy Dekati.

  • Tokoh yang focus memperhatikan

'Terutama Wiwik, matanya tidak berkedip.'

Andi :

  • Andi, Anggota Geng RAT. Ia suka membawa Rokok tapi tidak merokok. Ia bukan orang yang mampu menahan dan mengatur emosi. Kekesalan nya bahkan membuatnya ceroboh. Ia Adalah teman Dekat Pertama Roy Di tempat yang Asing Baginya, dan memiliki Visi yang sama dengan Roy, berani melawan tatanan yang di kuasai Dullah.
  • Tokoh yang berprinsip

'Merokok merusak kesehatan, begitu prinsipnya.'

  • Tokoh yang tidak memperhatikan diri sendiri

'Andi muncul dengan penampilan kusut, seperti belum mandi.'

  • Tokoh yang suka mengingatkan

“Kalau ke WC, harus dilepas,” Andi memperingatkan.

  • Tokoh sedang larut akan kesedihan
  • Sejak di halaman, dia sudah mendengar suara rintihan Andi lewat lagu itu.

Toni :

Toni, Anggota Geng RAT. Teman Sejati Roy Dan Andi. Ia selalu mendukung apapun yang di lakukan Roy dan Andi. Saking Loyalnya, ia selalu menyalahkan dirinya untuk setiap masalah yang melibatkan mereka. Toni juga memiliki keberanian untuk melawan tatanan yang di kuasai Dullah. Namun, Ia butuh teman seperjuangan yang Mendampingi nya.

  • Tokoh yang penuh gembira

'Toni, si Hitam Manis, sangat gembira menyambut Roy.'

  • Tokoh yang ramah

'Dia tersenyum mengulurkan tangan.'

  • Tokoh yang hati-hati.

“Bismillah, kita berangkat!” Toni menjalankan VW Combi pelan-pelan ke arah selatan.'

Ujang :

Ujang, Anggota Geng Borsalino yang loyal. Ia menirukan apa yang di lakukan Dullah agar terlihat terpandang dan berlindung di bawah nama besar Dullah dan Borsalino untuk mengamankan dirinya

  • Tokoh yang mudah tersulut emosi

“Gelo tuh anak! Bertingka lagi! Ujar Ujang.'

Kakek :

Sebagai Kakek tua penjaga kios cukur. beliau tak hanya pandai mencukur dan menjaga kios. Tetapi beliau juga pandai menjaga Joe, anjing kesayangan Roy.

  • Tokoh yang ramah

'Si kakek berkopiah yang baru saja membuka kios, menyambut Roy dengan senyum lebar.'

Mama :

Satu-satunya Wanita tempat berpulang Roy. Sejauh mana Roy melanglang buana. Selalu Mama yang menunggu dirumah.

  • Tokoh yang peduli

“Diobatin dulu.” Ibunya mengikuti Roy; dia meletakkan pakaian dan jarum di mesin jahit.'

  • Tokoh yang bahagia

'Dia merasa Bahagia karena Roy selalu makan siang di  rumah, menikmati masakannya jika tidak sedang travelling.'

  • Tokoh yang sadar dengan kondisi

'Dia sadar anaknya rawa konflik seperti suaminya.'

  • Tokoh yang perasa

'Dia merasa rumah begitu sepi pada sore yang mendung ini.'

  • Tokoh yang kuat

'Tapi sebagai ibu, dia harus kuat. Kepada siapa lagi Roy berlindung jika tidak kepada dirinya.'

  • Tokoh yang berusaha untuk melindungi

'Kepada siapa lagi Roy berlindung jika tidak kepada dirinya.'

Fadli :

Pengikut setia Dullah.

  • Tokoh pengadu domba.

“Astagfirullah! Berani-beraninya dia, Dul! Kayaknya anak baru.” Kata Fadli.'

Alur : Novel ini memiliki alur campuran.

Latar :

Kota Banten

  • Kota Banten terkenal dengan hal-hal mistis, debus dan jawara. -halaman 15
  • Kota yang kuat dengan aroma primordial, asal-usul dan silsilah keluarga. -halaman 16

Pagi

  • Ya, pagi yang sejuk di September memberi inspirasi kepada Vina Panduwinata penyanyi campuran Sunda, Manado, dan Ambon Bersama Dodo Zakaria untuk menghasilkan lagu “September Ceria”. -halaman 15
  • Seperti Roy dan orang-orang memulai rutinitas pada pagi yang basah.
  • Pagi itu orang-orang merasa heran, karena tidak pernah melihat remaja seperti Roy sebelumnya.

Sekolah

  • Roy tiba di sekolah baru. -halaman 21
  • Dia melempar pandangan ke seluruh sudut sekolah baru. -halaman 21

Kelas

  • Roy mencari-cari bangku Ketika Pak Surya masuk kelas. -halaman 29

Rumah Roy

  • Roy membelokkan sepeda balap ke halaman rumah tua yang rindang ditumbuhi pohon manga. Rumah mungilnya berdiri di tengah kebun. -halaman 34

Siang

  • Angin siang yang dikipaskan daun-daun manga dan jambu tidak menurunkan temperaturnya. -hakaman 34

Sore hari

  • Dia merasa rumah begitu sepi pada sore yang mendung ini. -halaman 93
  • Sore ini Roy akan melayani tantangan Dullah si Borsalino untuk menyelesaikan utang perkelahian tempo hari di sekolah. -halaman 122

Kios cukur

  • Toni memarkir VW Combi di depan kios cukur. Roy duduk di depan kios. -halaman 159

Lapangan basket

  • Roy dan Dewi tomboi melihat lapangan basket yang dipenuhi pelajar berseragam putih abu. -halaman 161

Karedenan Banten, Jakarta

  •  Isini kisah tentang anak muda bernama Roy di kota kecil Karesidenan     Banten, 91 km barat Jakarta  – halaman 14

Di Masjid

  •  Ketika para orangtua asyik berzikir di masjid. – halaman 14

Gerobak bakso

  • Roy melambai dari balik gerobak bakso

Bioskop Merdeka

  • VW Combi diparkir di depan bioskop Merdeka, Royal. -halaman 121

Banten Girang

  • “Tempat duelnya jauh?” Roy memilih duduk di belakang.
  • “Di Banten Girang.” -halaman 122

Malam yang basah

  • Basah sejak tadi malam.-halaman 163

Alun-alun

  • Alun-alun sepi dari orang-orang yang biasanya betah berangin-angin di bawah pohon asam.-halaman 163

Sejuk

  • Udara sejuk, membuat orang-orang lebih nyaman berleha-leha di rumah. -halaman 163

Serang

  • Serang pada ujung tahun 1984 yang menggelisahkan. -halaman 163

Banten Lama

  • Dia berencana mengajak Dewi ke Banten Lama. -halaman 163
  • Roy memacu Trail Enduri ke Banten Lama, sepuluh kilometer ke utara Serang. -halaman 171

Jembatan

  • Di dekat jembatan (ibarat pintu gerbang untuk memasuki kota yang pernah jaya itu), Roy memarkir Enduro. -halaman 172

Bandar Karanghantu

  • Di bandar kecil itu, Bandar Karanghantu, -halaman 172

Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu.

Amanat : Kita sebagai anak tidak sepatutnya untuk durhaka dengan orang tua. Kemudian, berjelajahlah keliling negeri. jangan kalah dengan orang asing.

Biografi Penulis

Heri Hendrayana Harris lahir di Purwakarta, Jawa Barat. Pada tahun 1965, pemilik nama pena Gol A Gong itu pindah ke Serang, Banten bersama orang tuanya. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai guru. Mereka tinggal di dekat alun-alun Serang. Nama Gol A Gong merupakan nama pemberian dari dirinya yang memiliki arti “kesuksesan itu semua berasal dari Tuhan”. Kata Gol diambil dari ungkapan syukur yang diucapkan oleh Bapaknya, ketika hasil karya tulisannya langsung diterima oleh penerbit. A memiliki arti semua berasal dari Tuhan, dan Gong diambil dari harapan Ibundanya agar tulisannya bisa di dengar oleh semua orang seperti bunyi alat musik gong.

Dilansir dari wikipedia, Gol A Gong kehilangan tangan kirinya, setelah jatuh dari pohon yang terlalu tinggi. Saat itu, lelaki kelahiran 15 Agustus 1963 bermain bersama teman-teman di dekat alun-alun kota Serang. Di sana ada tentara yang sedang latihan terjun payung. Gol A Gong yang berusia 11 tahun saat itu kemudian menantang teman-temannya, untuk menunjukkan keberanian seperti seorang penerjun payung. Ia bahkan meniru yang dilakukan oleh penerjun payung dengan memanjat pohon yang sangat tinggi, hingga akhirnya ia mengalami kecelakaan yang membuat tangan kirinya langsung di amputasi.

Sejak kehilangan tangan kiri, Bapak Gol A Gong pernah berpesan kepada anaknya untuk membaca lebih banyak agar ia menjadi seseorang dan lupa kalau dirinya itu Disabilitas. “Kamu harus banyak membaca dan kamu akan menjadi seseorang dan lupa bahwa diri kamu itu cacat”, ujar Bapak Gol A Gong yang dikutip dari wikipedia.

Banyak sekali hasil karya dari Gol A Gong yang pernah dimuat dalam beragam media massa hingga dijadikan buku. Saat itu karyanya yang berjudul “Balada Si Roy” yang ditulis sejak menempuh pendidikan sekolah menengah atas (SMA) semakin populer. Novel tersebut menceritakan tentang pemuda yang mencari jati diri, senang melakukan petualangan dengan gaya backpacker. Selain berprofesi di dunia sastra, Gol A Gong juga seorang traveller. Ia rajin menulis cerita-cerita tentang perjalanannya. 

Pada tahun 1998, Gol A Gong mendirikan komunitas kesenian Rumah Dunia yang terletak di belakang rumahnya, di Komplek Hegar Alam, Ciloang kota Serang, Banten. Ia menyebarkan virus “Gempa Literasi” yaitu gerakan kebudayaan menghancurkan kebodohan lewat kata (sastra dan jurnalistik), swara (musik), rupa (teater dan film), dan warna (melukis).

Beberapa kegiatan Gempa Literasi yang di inisiatif oleh Gol A Gong yaitu orasi literasi, pelatihan, hibah buku, aneka lomba literasi, penerbitan, bedah/peluncuran buku, hingga bazar buku murah. (RYR)

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Gol_A_Gong 

https://www.klobility.id/post/mengenal-sastrawan-disabilitas-gol-a-gong

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun