Banten Lama
- Dia berencana mengajak Dewi ke Banten Lama. -halaman 163
- Roy memacu Trail Enduri ke Banten Lama, sepuluh kilometer ke utara Serang. -halaman 171
Jembatan
- Di dekat jembatan (ibarat pintu gerbang untuk memasuki kota yang pernah jaya itu), Roy memarkir Enduro. -halaman 172
Bandar Karanghantu
- Di bandar kecil itu, Bandar Karanghantu, -halaman 172
Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu.
Amanat : Kita sebagai anak tidak sepatutnya untuk durhaka dengan orang tua. Kemudian, berjelajahlah keliling negeri. jangan kalah dengan orang asing.
Biografi Penulis
Heri Hendrayana Harris lahir di Purwakarta, Jawa Barat. Pada tahun 1965, pemilik nama pena Gol A Gong itu pindah ke Serang, Banten bersama orang tuanya. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai guru. Mereka tinggal di dekat alun-alun Serang. Nama Gol A Gong merupakan nama pemberian dari dirinya yang memiliki arti “kesuksesan itu semua berasal dari Tuhan”. Kata Gol diambil dari ungkapan syukur yang diucapkan oleh Bapaknya, ketika hasil karya tulisannya langsung diterima oleh penerbit. A memiliki arti semua berasal dari Tuhan, dan Gong diambil dari harapan Ibundanya agar tulisannya bisa di dengar oleh semua orang seperti bunyi alat musik gong.
Dilansir dari wikipedia, Gol A Gong kehilangan tangan kirinya, setelah jatuh dari pohon yang terlalu tinggi. Saat itu, lelaki kelahiran 15 Agustus 1963 bermain bersama teman-teman di dekat alun-alun kota Serang. Di sana ada tentara yang sedang latihan terjun payung. Gol A Gong yang berusia 11 tahun saat itu kemudian menantang teman-temannya, untuk menunjukkan keberanian seperti seorang penerjun payung. Ia bahkan meniru yang dilakukan oleh penerjun payung dengan memanjat pohon yang sangat tinggi, hingga akhirnya ia mengalami kecelakaan yang membuat tangan kirinya langsung di amputasi.
Sejak kehilangan tangan kiri, Bapak Gol A Gong pernah berpesan kepada anaknya untuk membaca lebih banyak agar ia menjadi seseorang dan lupa kalau dirinya itu Disabilitas. “Kamu harus banyak membaca dan kamu akan menjadi seseorang dan lupa bahwa diri kamu itu cacat”, ujar Bapak Gol A Gong yang dikutip dari wikipedia.
Banyak sekali hasil karya dari Gol A Gong yang pernah dimuat dalam beragam media massa hingga dijadikan buku. Saat itu karyanya yang berjudul “Balada Si Roy” yang ditulis sejak menempuh pendidikan sekolah menengah atas (SMA) semakin populer. Novel tersebut menceritakan tentang pemuda yang mencari jati diri, senang melakukan petualangan dengan gaya backpacker. Selain berprofesi di dunia sastra, Gol A Gong juga seorang traveller. Ia rajin menulis cerita-cerita tentang perjalanannya.
Pada tahun 1998, Gol A Gong mendirikan komunitas kesenian Rumah Dunia yang terletak di belakang rumahnya, di Komplek Hegar Alam, Ciloang kota Serang, Banten. Ia menyebarkan virus “Gempa Literasi” yaitu gerakan kebudayaan menghancurkan kebodohan lewat kata (sastra dan jurnalistik), swara (musik), rupa (teater dan film), dan warna (melukis).