Mohon tunggu...
Adyatma Yassir
Adyatma Yassir Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

suka anime, suka kamu juga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Analisis Novel Balada Si Roy Karya Gol A. Gong

27 Februari 2023   10:53 Diperbarui: 27 Februari 2023   11:05 1874
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Gramedia.com

'Gadis itu layak diperebutkan.'

  • Tokoh yang merasa bersalah

'Tiba-tiba hatinya dipenuhi jarum, sakitnya melebihi apa pun, karena merasa bersalah atas kematian Joe.'

Dullah :

Laki - Laki Keren yang di besarkan sebagai jawara. Dia keturunan yang berkuasa, Namun membuat teman-temannya di sekitar nya menjadi tidak berdaya. Dullah pemimpin Geng Borsalino. Musuh Bebuyutan Roy, ia merasa dirinya berkuasa dan melakukan apa saja untuk tetap mengokohkan posisi nya sebagai Penguasa. Dullah memendam perasaan dan terobsesi Dengan Ani si Dewi Venus. Akan tetapi, dirinya terjegal oleh Roy Yang mendekati Ani Lebih Serius.

  • Tokoh yang sombong

'Ada empat koboi sombong dan angkuh nangkring dengan Hardtop.'

'Kesombongan dan kengangkuhan Dullah sebagai anak jawara Banten selalu mencair di depan gadis ini.'

  • Tokoh yang kurang bersahabat

'Roy mengurungkan niat untuk mengenalkan diri lantaran sorot mata keempatt koboi itu sinis dan tidak bersahabat.'

  • Tokoh yang ramah dan sopan

“Selamat pagi, Ani,” sapa Dullah, selalu ramah dan hormat.'

Dewi :

Dewi, Si Tomboy, Anak Jakarta yang Juga baru pindah ke serang. Ia Punya gengsi Yang Cukup Tinggi dan tidak mau begitu saja  membiarkan Roy berpikir kalau ia mudah di taklukkan. Perempuan Yang Beda, Unik dan Menantang Untuk Roy Dekati. Itu membuat Dewi Lebih Menarik Buat Roy, Dewi Mewarnai dan menginspirasi Roy.

  • Tokoh yang bertingkah seenaknya

'Dewi tomboy menyenderkan sepeda ke kios cukur sesuka hatinya.'

  • Tokoh yang licik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun