Mohon tunggu...
Adri Wahyono
Adri Wahyono Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Pemimpi yang mimpinya terlalu tinggi, lalu sadar dan bertobat, tapi kumat lagi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Veronica

16 Juni 2016   11:14 Diperbarui: 16 Juni 2016   13:48 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak tahu yang sebenarnya terjadi kecuali ketika datang pagi, aku merasa sangat risih. Aku bangun terlambat dan tak mungkin untuk berangkat ke sekolah. Aku mendapati tubuhku telanjang bulat dan entah kemana J.

Kepalaku masih terasa berat sehingga aku membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyadari keadaan. Rasa sakit yang menyayat-nyayat di tempat itu yang kemudian menyadarkanku.

“Apa yang kau lakukan, kak?” aku menangis ketika aku sampai puncak kesadaran dan berada pada sebuah titik kesimpulan.

J menodaiku. Adiknya sendiri.

Sepanjang hari aku hanya bisa menangis dan menyesali keadaan. Menjelang malam aku mulai merasakan geram dan keinginanku untuk menanyakan pada J tak terbendung lagi.

J datang pada malam harinya dengan kegembiraan yang sama. Ia tak terlihat merasa bersalah dan menyesal.

“Apa yang kau lakukan padaku, kak?”

“Hey, V, tenanglah. Aku tak melakukan apa pun padamu,” sahut J tanpa tekanan.

“Tenang? Kau...?”

“Sssttt...! Tenangkan dirimu. Aku hanya ingin membahagiakanmu.”

“Membahagiakan?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun