“Aku sudah menghitung-hitung, kau harus membayar cicilan dan bunganya sebesar tiga juta setiap bulannya.”
“Seharusnya kau mengatakan itu ketika aku datang,” ujarku sedikit kesal.
“Jujur saja, aku juga merasa rugi kalau kau membayarnya seperti dulu. Itu seperti sama saja kau tak membayarnya, kan?”
“Tapi kau tidur denganku tiga tahun lamanya. Seminggu dua kali!”
“Dulu itu memang sangat menarik, karena aku belum pernah merasakan tubuhmu. Sekarang, apa bedanya kau dengan ketiga istriku itu?”
“Bajingan kau!”
“Ah, kau yang datang padaku. Aku tak menyuruhmu meminjam uang kan?”
“Sudahlah, aku akan membayarnya, tapi mulai bulan depan!”
“Ya, aku memang ingin memberitahumu kalau kau harus membayar mulai bulan depan. Tapi aku punya pilihan lain kalau kau mau, dan kita sama-sama enak,” katanya lagi.
“Apa?”
“Kau boleh membayarnya seperti dulu. Tapi yang membayar anak perawanmu itu!”