Dalam pembekalan purna tugaskita juga akan ditolong untuk memanfaatkan hari-hari pensiun yang akan kita jalani. Masa pensiun memberi kita waktu yang dapat dikatakan  "sangat banyak" bahkan untuk diri kita sendiri. Para pensiunan yang telah melakukan pembekalan purna tugasmendapati diri mereka adalah orang-orang yang justru "lebih sibuk" daripada saat mereka masih di dunia kerja. Dengan waktu yang kini dapat mereka atur sendiri, mereka berdaya dan berkarya bagi sesama dan lingkungan melalui pengalaman mereka di dunia kerja, ilmu dan keahlian yang mereka miliki.  Mereka pun menjadi orang-orang yang lebih bahagia karena kini berkesempatan menyalurkan hobi dan meningkatkan hubungan dengan pasangan.
 Saat melakukan pembekalan purna tugaskita diajak untuk memandang ke masa depan, kepada hari-hari yang akan kita jalani kelak di masa pensiun. Untuk itu kita harus memberi kesempatan bagi otak kita untuk memikirkannya, bahkan mungkin melakukan perbaikan dan perubahan gaya hidup kita yang sekarang kita jalani. Namun jika kita berani "berjalan selangkah lebih jauh" maka berkat-berkat itu akan menjadi milik kita.
Untuk pembekalan purna tugas yang lengkap dan praktis, dapat dilihat di: KarierKedua.com
Yogyakarta, 28 Juli 2016
PELATIHAN PURNA TUGAS UNTUK MEREBUT HARI
"Carpe Diem,...Rebutlah harimu, buatlah hidupmu luar biasa"adalah kalimat yang diucapkan sosok Mr. Keating yang diperankan mendiang Robin Williams dalam adegan awal film Dead Poets Society. Dan seperti juga dalam film-filmnya yang lain, sebut saja Mrs. Doubtfiredan Patch Adam,Robin Williams tampil memerankan sosok yang penuh semangat dan mencintai kehidupan. Ironisnya, aktor dan komedian kenamaan itu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Â Berita kematiannya mengejutkan banyak orang dan dunia hiburan merasa sangat kehilangan.
Dunia kerja, usia produktif, fasilitas, kepastian menerima gaji setiap bulan adalah beberapa hal yang dapat memberi kita gairah dan membuat kita bersemangat dalam hidup. Namun, tidak dapat dipungkiri semua itu akan berhenti ketika kita memasuki masa pensiun. Lalu pertanyaannya adalah: apakah kemudian gairah dan semangat kita akan kehidupan pun turut berhenti? Ya! Sangat besar kemungkinan hal itu akan terjadi. Mengapa? Karena umumnya kita memandang masa pensiun adalah sebuah akhir, sehingga tidak heran jika kita mendapati tidak sedikit para pensiunan yang mengalami penurunan drastis dalam banyak hal setelah mereka menyandang predikat "pensiunan".
Namun sesungguhnya masa pensiun tidaklah harus menjadi seseram itu. Masa pensiun bahkan dapat menjadi sebuah awal, suatu permulaan kehidupan baru yang juga penuh semangat. Alih-alih masa untuk "melakukan bunuh diri", masa pensiun dapat melahirkan kita kembali, seperti kepompong yang berubah menjadi kupu-kupu. Itu dapat terjadi bila kita mempersiapkan diri dengan melakukan pelatihan purna tugas.
Lalu apa saja yang perlu kita ketahui? Dalam pelatihan purna tugaspertama-tama tentunya kita akan mengetahui dan mendapatkan bimbingan mengenai bagaimana cara mengelola uang pesangon atau uang pensiun yang kita terima. Kita perlu mengelolanya dengan baik bukan hanya agar dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, namun juga untuk menolong kita mengembangkannya agar dapat memperoleh pemasukan tambahan. Bukankah itu menyenangkan?
Kedua, kita perlu mengetahui bagaimana cara mengelola waktu yang kita miliki oleh karena dapat dikatakan dalam masa pensiun kita memiliki "segudang waktu". Apakah kita akan menghabiskan waktu kita mengenang masa lalu ketika kita masih muda dan masih bekerja, mengasihani diri dan secara praktis tidak melakukan apa-apa? Dengan mengikuti pelatihan purna tugaskita dibantu untuk dapat memanfaatkan waktu yang kita miliki di masa pensiun untuk mengembangkan diri dan kehidupan sosial kita. Inilah saatnya untuk kembali  menciumi semerbak wanginya mawar di kebun, mempererat hubungan dengan belahan jiwa yang telah mendampingi kita selama ini, menikmati kehangatan kebersamaan dengan para sahabat dan membangun hubungan yang lebih mendalam dengan Tuhan.
Ketiga, kita perlu mengetahui bagaimana menua dengan baik. Secara sederhana, menua berarti mengalami penurunan kemampuan fisik seiring pertambahan usia. Namun bukan berarti kita tidak lagi dapat menikmati hidup yang sehat. Juga bukan berarti manusia batin kita pun melemah. Mungkin langkah kaki kita sudah tidak secepat dulu lagi, tetapi pengalaman hidup, ilmu, dan ketrampilan yang kita miliki adalah aset batin yang berharga yang adalah kekayaan kita. Dalam pelatihan purna tugas kita akan dibimbing untuk dapat mengembangkan "aset-aset batin" yang kita miliki tersebut, sehingga dalam usia lanjut pun kita masih dapat tetap aktif dan produktif.