Ada beragam cara orang menjalani hidup dan menghadapi perubahan-perubahan yang dibawa oleh hidup itu sendiri. Ada orang yang menjalani masa sekarang dengan "berdiam" dalam masa lalu. Di dalam benaknya hanyalah kenangan-kenangan pengalamannya. Apa yang sedang ia alami saat ini senantiasa diukur dengan masa lalu, dan ia tidak mampu melihat masa depan. Ada pula orang  yang menjalani hidupnya saat ini dengan prinsip "mengalir saja". Orang seperti ini akan berkata "Jalani saja, dan mari kita lihat hidup akan membawa kita kemana". Ia akan cenderung benar-benar melupakan masa lalunya, dan menatap masa depan dengan ringan bahkan tanpa tujuan. Orang yang pertama dan kedua rentan mengalami keterkejutan saat mendapati apa yang diberikan masa depan pada mereka, dan ketidaksiapan senantiasa akan menempatkan kita sebagai "mangsa".Â
Hal ini berlaku di dalam dunia kerja kita. Bukankah tidak selamanya kita berada di usia produktif? Bahkan ketika kita menjalani hari kerja kita yang pertama, sesungguhnya kita telah mulai berjalan ke arah masa persiapan pensiun untuk kelak di kemudian hari kita akan benar-benar pensiun. Pernahkah kita memikirkan "hari itu"? Sebaik apakah kita mempersiapkan diri untuk menghadapinya? Sangat disayangkan bila kita tidak benar-benar mengambil waktu untuk memikirkan dan mempersiapkan diri untuk itu. Â Seseorang pernah berkata kepada saya, "Saya menolak untuk pensiun. Selama saya masih dapat bekerja, maka saya akan bekerja. Pensiun mematikan orang. Teman-teman saya baru pensiun enam bulan langsung sakit jantung, ada yang terkena stroke, bahkan meninggal". Teman saya yang lainnya pernah menceritakan pada saya bagaimana para pensiunan menjadi korban investasi bodong. Uang pesangon yang mestinya dapat menjadi penopang di hari tua raib oleh orang-orang yang sangat tidak bertanggung-jawab. Ketidaksiapan senantiasa akan menempatkan kita sebagai mangsa.
Masa persiapan pensiunsejatinya merupakan masa dimana kita dipersiapkan untuk menghadapi dan menjalani hari-hari kita sebagai pensiunan; hari-hari dimana ketika kita sudah tidak sekuat dulu lagi, ketika berbagai fasilitas dan kemudahan sudah berkurang bahkan tidak tersedia lagi. Sekarang pertanyaannya adalah, "Lalu sebaik apakah masa persiapan pensiun kita?" Bagaimana kita bisa yakin bahwa kita telah mempersiapkan diri untuk menjalani hari-hari pensiun dengan sebaik-baiknya? Untuk itu sudah barang tentu kita memerlukan panduan, bimbingan, disertai pelatihan yang lengkap dan praktis. Ini akan membuka wawasan kita, dan memberi banyak pilihan dan peluang bagi kita serta pengharapan.Â
Bimbingan dengan disertai pelatihan yang lengkap dan praktis yang kita terima dalam masa persiapan pensiunakan membuat kita menjadi para pensiunan yang berdaya. Sebut saja misalnya Winston Churchill. Sumbangan-sumbangannya yang terbesar muncul ketika ia sudah menjadi "warga negara yang sudah tua". Bila kita menjalani masa persiapan pensiunkita dengan sebaik-baiknya, dengan bantuan bimbingan dan pelatihan yang memadai maka kita akan dapat  tetap optimis dan produktif di usia tua, bahkan lebih banyak berbuah; tidak hanya sekadar menjadi pengasuh cucu atau penonton televisi "yang setia".
Yogyakarta, 28 Juni 2016
SELANGKAH LEBIH: PEMBEKALAN PURNA TUGAS ANDA
Pasar kecil di kompleks perumahan kami dapat dimasuki dari dua arah, yaitu dari Timur dan dari Barat. Keduanya dijaga oleh tukang parkir yang lebih bertugas sebagai penjaga sepeda motor ibu-ibu yang sedang berbelanja. Yang berbeda dari kedua tempat parkir tersebut adalah tempat parkir yang berada di sisi Barat lebih ramai daripada sisi Timur. Setelah saya perhatikan, itu ternyata karena tukang parkir di sisi Barat menggunakan kardus-kardus bekas mi instan atau air mineral untuk menutupi jok motor para Ibu yang sedang berbelanja sehingga tidak menjadi panas, sedangkan tukang parkir di sisi Timur lebih sering terlihat hanya duduk berpangku tangan.
Tukang parkir di sisi Barat pasar melakukan sesuatu yang lebih, yang tidak dilakukan rekannya di sisi Timur. Itu membuatnya mendapatkan pelanggan yang lebih banyak, yang berarti lebih banyak pemasukan. Bila kita mempunyai sikap seperti itu dalam hidup kita, tentunya tidaklah mengherankan jika akan ada lebih banyak berkat yang datang menghampiri kita.
Ketika kita berada dalam usia produktif dengan pekerjaan yang tetap, kepastian menerima gaji setiap bulan dan fasilitas yang mendukung, maka dapat dikatakan kita sedang berada dalam zona nyaman kita. Namun kita tahu bahwa kita tidak akan selalu berada disitu, bukan? Berjalannya waktu dan pertambahan usia akan mengakhiri semua itu. Apakah yang akan kita lakukan dengan zona nyaman kita? Apakah kita hanya akan duduk berpangku tangan, ataukah ada sesuatu yang lebih yang dapat kita lakukan?
"Berjalan selangkah lebih jauh" atau melakukan sesuatu yang lebih daripada sekadar menikmati zona nyaman dunia kerja saat ini adalah dengan melakukan pembekalan purna tugas.Penghalang yang umum kita temukan adalah tidak terlalu memikirkan masa pensiun karena berpikir masih akan menerima uang pensiun kelak, dan ketika saatnya tiba kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan dengan hari-hari pensiun kita. Sikap seperti ini akan sangat merugikan kita.
Jika kita bersedia "berjalan selangkah lebih jauh" untuk melakukan pembekalan purna tugas, kita akan ditolong untuk mengelola uang pesangon atau uang pensiun kita dengan lebih baik. Kita benar-benar perlu memikirkan hal ini karena ketika kita pensiun tidak serta merta kebutuhan kita berkurang. Di saat-saat seperti ini misalnya kita membutuhkan uang untuk menikahkan anak, pembiayaan kesehatan kita di usia lanjut, dan sebagainya; semua itu jumlahnya tidak sedikit.