Psikologi dalam prespektif AL- Qur'an dan Sains Modern
KonsepOleh : Aditya Insanurrohman
Al- Qur'an sangat erat kaitanya tentang psikologi, keterkaitan antara psikologi menurut Al-Qur'an dan sains adalah area yang menarik untuk dieksplorasi, karena melibatkan pemahaman tentang manusia dari perspektif spiritual dan ilmiah, Al-Qur'an memberikan panduan tentang kesehatan mental, emosi, dan perilaku manusia, sementara ilmu psikologi modern memberikan pemahaman yang berbasis penelitian tentang fungsi-fungsi mental dan emosional. Berikut adalah beberapa aspek utama yang menjelaskan kaitan antara psikologi menurut Al-Qur'an dan sains:
1. Konsep Diri dan Jiwa (Nafs)
Al-Qur'an membahas konsep "nafs" yang sering diterjemahkan sebagai jiwa atau diri. Nafs dapat merujuk pada berbagai aspek dari diri manusia, termasuk keinginan, emosi, dan moralitas. Dalam psikologi modern, konsep diri mencakup identitas pribadi dan kesadaran diri.
Di dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman:
وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ٧
فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ٨
"Dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-Nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya." (QS. Asy-Syams: 7-8)
Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki potensi untuk kebaikan dan keburukan, yang sejalan dengan pandangan psikologi tentang konflik internal dan proses pengambilan keputusan moral.