Kebijakan Pemerintah Untuk Mendorong Hilirisasi Ekonomi
      Pemerintah Indonesia telah melakukan sejumlah inisiatif untuk mendorong hilirisasi ekonomi. Ini termasuk langkah-langkah perdagangan dan industri untuk meningkatkan daya saing Indonesia dalam ekonomi global (Routledge_ERIA Studien in Development Economic, Juli 2016), hambatan tarif ekspor untuk komoditas seperti kakao dan kebijakan tata kelola rantai nilai untuk membantu industri ekspor berkembang.Â
Dengan kebijakan horizontal yang menguntungkan semua sektor ekonomi, pemerintah juga fokus pada peningkatan investasi, perluasan lapangan kerja, dan pembangunan ekonomi nasional. Selanjutnya, sektor pertambangan telah diakui sebagai studi kasus mikro untuk menilai keberhasilan kebijakan industri Indonesia (ADB Econmic Working Paper Series, Oktober 2014). Alhasil, berbagai langkah dilakukan untuk mendorong hilirisasi ekonomi di Indonesia.
Peluang Sektor Industri Hilir Yang Menjanjikan Di Indonesia
      Di Indonesia, terdapat beberapa potensi investasi di bisnis hilir. Sektor pertambangan dan mineral, industri batu bara dan bahan bakar, serta agroindustri telah ditetapkan sebagai wilayah yang signifikan untuk pengembangan industri hilir. Bank Indonesia berdedikasi untuk mendukung inisiatif pemerintah dalam mendorong pengembangan industri manufaktur, dan sektor migas juga dipandang sebagai area pertumbuhan yang potensial.Â
Industri tambahan yang harus diwaspadai adalah kesehatan dan infrastruktur, serta industri logam, yang telah ditetapkan sebagai area kritis bagi pembangunan ekonomi Indonesia ( The Jakarta Post, 30 November 2022). Akibatnya, ada beberapa peluang bagi investor untuk mendapatkan keuntungan dari potensi sektor hilir Indonesia.
     Iklim investasi Indonesia saat ini kondusif, dengan PDB meningkat sebesar 5,44 persen pada kuartal kedua tahun 2021 dan inflasi turun di bawah 6 persen. Pemerintah Indonesia memprioritaskan pengembangan sektor hilir seperti pertambangan dan pengolahan mineral, batubara dan bahan bakar, agroindustri, dan manufaktur (BI, 14 Februari 2022). Perusahaan seperti PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara TBK, PT Connusa Energindo, TotalEnergies SE, Chandra Asri Petrochemical (CAP), dan Samsung Engineering telah melakukan investasi yang signifikan.Â
Sepanjang periode proyeksi 2022-2027, investasi ini diperkirakan menghasilkan CAGR lebih dari 4% untuk pasar hilir migas Indonesia (Mordor Intelligence, 2023). Â Selain itu, Indonesia berencana untuk memperluas larangan ekspor bahan bakunya untuk memasukkan bauksit, serta berinvestasi pada mobil listrik (EV), dengan target memiliki 2,5 juta pengguna EV pada tahun 2025.
C. Tantangan Hilirisasi Ekonomi di Indonesia
      Di Indonesia, hilirisasi ekonomi menghadapi sejumlah kendala. Salah satu masalah yang paling signifikan adalah kebutuhan untuk mendiversifikasi barang ekspor dan memajukan rantai nilai di industri yang ada (WTO, 2014).  Kendala lain adalah keharusan untuk menangani kesulitan hukum dan memberikan update atas pelaksanaan kebijakan pertambangan mineral dan batubara. Pemerintah Indonesia juga telah menyadari empat kesulitan kritis untuk hilirisasi, termasuk peningkatan infrastruktur, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, peningkatan keterampilan R&D, dan mendorong investasi[ (Komppas, 21 Desember 2022).Â
Namun demikian, keuntungan tak terduga dari harga komoditas yang lebih tinggi dari perkiraan dapat menimbulkan masalah anggaran bagi pemerintah. Akibatnya, meskipun terdapat banyak potensi hilirisasi ekonomi di Indonesia, terdapat juga hambatan besar yang harus diatasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi jangka panjang.