"Terus kita kudu gimana ya Son?" lanjut Iyok.
"Pertama, kita kudu refill dulu. Hehe..." Soni berjalan menuju galon es teh dan merefill gelasnya. Iyok mengikuti.
"Es teh hari ini beda Son, bukan es teh yang kemarin," ungkap Iyok sembari melihat gelasnya yang terisi penuh.
Soni menyeruput es teh nya dengan pelan. Sangat menikmati rasa dingin dan segar menutup rasa pedas ayam geprek.
"Hari ini, masyarakat bakal ingat bahwa minuman lima rebuan ini berjasa sebagai pengingat dan simbol sosial terutama adab, profesi, politik, dan tentu saja islam di Indonesia. Karena kan yang disoroti sekarang adalah utusan untuk umat beragama, kebetulan belio islam," jelas Soni.
"Wah iya juga, jadi reminder banget buat gua sih kudu menaruh adab sebelum ilmu. How to respect people lah pokoknya," ujar Iyok.
Kini geprek sudah habis, dan es teh pun sudah di refill ketiga kalinya. Tentu saja tidak ada pelayan yang menengok ke arah mereka, karena hampir semua melakukan hal yang sama. Astaga. Namanya juga mahasiswa, memaksimalkan kebaikan yang bisa didapat sembari mendoakan agar yang punya preksu sehat terus. Aamiin.
-pojokan mushola rumah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI