Diam lagi.
“Andai aku bisa memutar waktu, Kang.” Setitik air mata jatuh dari pipi Ningsih.
“Itu impian setiap manusia, Neng. Sayangnya, kita tidak bisa memutar waktu.”
“Aku merindukan mereka, Kang. Semuanya. Rama, Nenden, Aji, Diah… Semuanya…”
Suara Ningsih bergetar dalam kerinduan dan kesedihan.
“Kita pasti akan berkumpul lagi, seperti mimpimu.”
“Tapi kapan?”
“Segera. Pasti.”
“Waktuku tak banyak lagi, Kang,” isak Ningsih.
“Kalau begitu, mereka pasti akan datang lebih cepat dari yang kita duga. Secepat kilat!”
Ningsih tertawa dalam tangisnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!