Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Cara Urang Kanekes Menjaga Kearifan Lokal untuk Kelestarian Lingkungan

10 Februari 2024   05:00 Diperbarui: 10 Februari 2024   13:27 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mereka meyakini bahwa jika orang Baduy Dalam bersekolah, mereka akan menjadi pintar dan orang pintar akan merusak alur hidup yang telah ditetapkan oleh kuruhun (leluhur).

Meskipun tidak memiliki pendidikan formal, ada beberapa anggota masyarakat Baduy yang mengenal membaca, menulis, dan berhitung.

Mereka belajar dari orang luar yang datang ke Baduy Dalam. Beberapa anak Baduy dalam bahkan kini sudah mampu menulis sendiri dengan menggunakan huruf latin yang mereka tulis dengan arang pada kayu-kayu yang tersedia.

Nah, dalam hal perhitungan, tak disangka ternyata mereka memiliki pemahaman dasar tentang penghitungan uang untuk kegiatan jual beli.

Sementara itu, pendidikan yang diterima oleh masyarakat Baduy Dalam lebih banyak disampaikan melalui kisah hidup yang diceritakan oleh orang tua mereka, terutama tentang butul karuhun (larangan leluhur) dan bagaimana memanfaatkan alam sekitar untuk bertahan hidup.

7. Tradisi Upacara Seba Orang Kanekes

Salah satu warisan budaya yang masih bertahan di zaman now dari Orang Kanekes adalah upacara seba yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai Seba Baduy.

Seba yang berarti persembahan, merupakan rangkaian upacara tradisi adat yang dilakukan setelah Kawalu dan Ngalaksa yakni melaksanakan puasa kawalu dan bersilaturahmi kepada kerabat dan tetangga dengan membawa hasil panen atau membuat makanan Laksa.

Seba merupakan perwujudan ketaatan Orang Kanekes kepada pemerintah Republik Indonesia yang secara simbolis dilakukan kepada kepala daerah yaitu Bupati Lebak, Bupati Pandeglang dan Gubernur Banten. Seba ini konon telah dilaksanakan sejak jaman dulu ketika Kesultanan Banten masih berjaya.

Adapun makna yang terkandung dari penyerahan hasil bumi ini adalah penegasan bahwa Orang Kanekes adalah masyarakat petani yang amat sangat tergantung dari kondisi alam dan lingkungan sekitarnya.

Oleh karena itu, kesempatan Seba tersebut juga digunakan oleh Orang Kanekes untuk menitipkan pesan kepada bupati atau gubernur tentang pentingnya menjaga nilai-nilai warisan leluhur serta menjaga kelestarian alam dan menjaga lingkungan hidup dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun