Menurut seorang pejabat tinggi Departemen Pertahanan Republik Indonesia (DephanRI), ancaman terhadap Indonesia tidak datang dalam bentuk militer dari luarnegeri. Ancaman yang sebenarnya justru berada di dalam negeri, dalam bentuk gerakan ideologi garis keras. Senjata untuk mengatasinya adalah Pancasila.*
(*Penjelasanpejabat Tinggi Departemen Pertahanan Republik Indonesia kepada penelitikonsultasi pada tanggal 31 Juli 2008)
(88-89)
e. Penyebaran faham Wahabiyah denganbantuan Finansial Wahabi Saudi
Kritik keras dan gagasan strategis Ayatullah Khomeini (untuk jadikan Mekah dan Madinah sebagai milik Internasional dibawah PBB) telah membuat penguasa Wahabi-Saudi sadar bahwa borok—borok mereka terungkap secara telanjang ke dunia internasional. Hal ini sangat mengganggu dan menurunkan citra mereka sebagai Khadim al-Haramain. Maka sejak 3O tahunyang lalu penguasa Wahabi-Saudi telah membelanjakan uang yang mungkin sudah lebih dari USD 90 milyar yang disalurkan melalui Rabithat al-‘Alam al Islami, International Islamic Relief Orgqanization (HRO), dan yayasan-yayasan lain keseluruh dunia untuk membela diri dan memperbaiki citra mereka melalui wahabisasi global.* Di Indonesia, Rabithat al Alam al-Islami dan HROmenyalurkan dananya —di antaranya— melalui Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia(DDII), LIPIA,** MMI, Kompak, dan lain-lain.***
(*. PemerintahSaudi sendiri mengkui bahwa hingga tahun 2003 sudah mem' belanjnkan uangsebesar US$ 70 M (Baca dalam: “How Billions in Oil Money Spawned a GlobalTerror Network," dalam US News 8 World Rer, 15 Desember 2003).
**.Noorhaidi Hasan, "Islamic Militancy, Sharia, and Democratic Consolidationin PostSocharto Indonesia," Working Paper No. 143, S. Rajaratnam School ofInternational Studies (Singapore. 23 October 2007).
***.Zachary Abuza, “Jemaah lslamiyah Adopts the Hezbollah Model,” dalam Middle EastQuarterly. Winter 2009.)
(h.75)
Pada dekade1980—an proyek Wahabisasi global dengan dukungan dana (Saudi) dan sistem(Ikhwanul Muslimin) bergerak jauh lebih cepat. Hal ini dilaksanakan melaluiyayasawyayasan Wahabi seperti Rabithath allAlam al-Islami, al'Haramain,International Islamic ReliefOrganization (IIRO), clan banyak lainnya. Kelakal-Haramain ini menjadi terkenal saat PBB menyebutnya sebagai“terrorist'funding entity" yang membiayai aksi-aksi teror di banyak belahan dunia, termasuk Indonesia.
(h.83-84)