"Baiklah, kalau begitu kita bertemu di hari Sabtu. Saya tunggu di kedai kopi langganan kita, ya, Di"
"Oh iya, pak"
"Kalau gitu saya tutup teleponnya ya, Di"
"Iya, pak"
Setelah sambungan telepon terputus, tanda tanya besar seketika muncul dalam benak Hardi. Sebenarnya, apa yang ingin dibicarakan mantan manajernya itu sampai mereka harus bertemu, setelah sekian lama tak saling berkabar.
Hardi pun kembali melanjutkan langkah kakinya menuju rumah, teringat bapak yang sedang menunggu pisang goreng yang telah ia beli tadi.
*****
Sesampainya di rumah, Hardi segera menyajikan pisang goreng tersebut untuk bapaknya. Terlebih dahulu ia meletakkannya di atas sebuah piring. Toyo menatap pisang goreng itu dengan berbinar. Matanya bahkan tak berkedip barang sekali.
Dengan telaten, Hardi pun menyuapkan pisang goreng tersebut ke dalam mulut bapaknya. Wajah Toyo terlihat berbeda dari beberapa menit lalu, yang sebelumnya terlihat jengkel, kini wajah Toyo terlihat menjadi lebih bersahabat karena menikmati pisang goreng kesukaannya.
Setelah pisang goreng tandas tak bersisa, mau tak mau Toyo pun harus menepati janjinya untuk kembali menelan bubur yang pagi tadi dibuat oleh Hardi. Meski sebenarnya menolak, namun ia tetap membuka mulut saat Hardi mengarahkan sesuap bubur ke dalam mulutnya.
*****