Mohon tunggu...
Adella Diva Rahmadian
Adella Diva Rahmadian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

A dreamer

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semangkuk Bubur untuk Bapak

12 Desember 2022   02:43 Diperbarui: 12 Desember 2022   06:20 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Konon, ia bisa berkuliah berkat ketekunannya dalam mencari biaya sendiri, bekerja paruh waktu, menjadi kurir antar barang, kuli panggul di pasar, semua ia lakukan agar dapat mengecap pendidikan jenjang perguruan tinggi. Alhasil, selama kuliah ia tak pernah meminta uang dari kedua orangtuanya, barang sepeser pun. Setelah tamat kuliah, dua tahun berikutnya ia diterima kerja di pabrik tekstil. Etos kerja yang tinggi membuat dirinya disenangi oleh para atasan dari perusahaan tersebut. Hardi menjadi orang terpercaya di lingkungan tempatnya bekerja.

Namun, semuanya berubah saat musibah menimpa bapaknya. Setelah itu, disusul kematian sang ibu yang ternyata mengidap penyakit diabetes. Alhasil, hanya Hardi dapat diandalkan untuk menjaga Toyo. Dengan berat hati, ia pun memundurkan diri dari pabrik tempatnya bekerja. Kakak Hardi yang berusia enam tahun lebih tua darinya, memilih untuk bekerja di Vietnam demi membantu perekonomian mereka.

Setelah lamunan yang panjang, akhirnya Hardi tersadar. Ditatap wajah sang bapak yang sedang terdiam sambil memandangi kedua kakinya yang telah diamputasi. Hardi menarik napas panjang, kemudian terbesit sebuah ide jitu di benaknya untuk membujuk bapak agar mau makan.

"Bapak mau saya belikan pisang goreng Mpok Yati?", tanya Hardi.

Bak sihir yang sakti, wajah Toyo yang semula lesu berubah menjadi sumringah.

"Mau! mau sekali aku! Cepat sana belikan!"

"Saya akan belikan kalau setelah makan pisang goreng nanti, bapak akan makan buburnya"

Toyo mendengus kesal. Seperti biasa, ini adalah siasat Hardi yang digunakan agar dirinya kembali mau makan. Karena Toyo amat sangat menyukai pisang goreng, maka tak ayal jika ia menyetujui ucapan anaknya.

"Iya iya, habis itu bapak makan. Sudah sana cepat belikan sekarang!", jawab Toyo dengan setengah hati.

"Oke, kalau gitu saya belikan sekarang. Bapak tunggu di sini ya", Hardi pun bergegas menuju warung gorengan milik Mpok Yati.

*****

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun