Mohon tunggu...
Adelia Nuraini
Adelia Nuraini Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa SMA

Menulis untuk bercerita dan menulis pemikiran

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kenangan

25 Februari 2022   21:17 Diperbarui: 25 Februari 2022   21:21 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Tinnn tinnn

"Oh ayolah, apakah dia gila? HEY MENGAPA KAU DIAM DISANA? MINGGIR KAU MENGGANGGU PERJALANANKU!"ujar salah satu pengendara mobil dibarisan paling depan

Di sebuah jalan pusat kota Jakarta,suara klakson kendaraan saling saut-menyaut membuat jalanan begitu berisik hingga memengkakkan telinga. Ditengah jalan itu terlihat seorang wanita yang sedang berdiri dengan tatapan kosong,di tangannya terdapat pisau dengan darah yang menghiasinya.Darah itu membuat semua orang disekitarnya menjauh dan merasa ketakutan, namun tiba-tiba ditengah kerumunan terdengar suara teriakan laki-laki.

"Awas awas aku ingin lewat!" ucap laki-laki itu sambil berusaha membuka jalan ditengah kerumunan orang-orang yang berdiri.

Setelah laki-laki itu berhasil sampai kepaling depan barisan, dengan segera dia mendekati perempuan yang berada ditengah jalan dengan santai seakan tidak ada ketakutan karena perempuan itu memegang pisau. Kedatangan laki-laki itu membuat perhatian  orang-orang khawatir ditambah dengan darah yang mengalir di telapak kanan tangannya.

"Hey nak,kemarilah jangan kau dekati perempuan itu! Dia membawa pisau ditangannya," ucap seorang kakek yang tengah melihat kejadian itu.

Namun,seakan tidak mendengarkan perkatan sikakek, laki-laki itu tetap mendekati perempuan yang memegang pisau itu. Semua orang yang melihatnya menjadi khawatir,bahkan ada juga yang sudah mempersiapkan panggilan cepat seperti polisi dan ambulance.Laki-laki itu terus berjalan hingga dia berada tepat didepan perempuan itu.Seakan tidak menyadari kehadiran laki-laki itu, perempuan yang memegang pisau terus diam.Hingga beberapa saat perempuan itu tiba-tiba menangis sambil menunduk dan melihat kea rah pisau yang berada di tangannya, dan saat perempuan itu mendongak ia terkejut dan langsung memeluk laki-laki itu dengan erat seraya berkata.

"Kak tanganmu terluka karenaku, aku minta maaf, hiks hiks," kata perempuan itu sambil menangis.

"tak apa ini hanya luka kecil, kakak bisa mengobatinya setelah kita tiba di rumah," kata laki-laki itu sambil mengurai pelukannya dan membawa perempuan itu menyebrangi jalan.

Semua orang yang melihat kejadian itu mulai menjalani aktivitasnya masing-masing, sedangkankedua orang itu mereka melanjutkan perjalanan kerumah mereka.Masih dengan laki-laki yang merangkul perempuan yang tadi membawa pisau. Jalanan pun menjadi lancar kembali.

30 menit berlangsung,kedua orang itu sampai di sebuah rumah yang kumuh dengan gambar-gambar dan tulisan tangan yang tak beraturan membuat rumah itu seperti tidak ada pemiliknya. Rumah itu juga terletak disebuah gang kecil di ujung jalan dan hanya satu-satunya rumah yang ada di gang itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun