"Aljero, mana ayahmu?"Â
"Sudah berada di tempat, Pak Yos."
Pandangan mata tak berkutik beberapa saat sampai, tubuh Aljero sudah tidak lagi terlihat.
"Borjois! Ada apa ini? Ayo segera kelantai dua. Sudah waktunya."
"Ya, Bu."Â
Matanya nampak begitu serius dan sangat cemas. Mungkin karena rasa takut miskin kembali, apabila pernikahan ini tidak pernah terjadi.
Masuk ke dalam ruangan dan duduk di dekat calon suami, yang usianya jauh lebih tua dua puluh tahun.
"Bacalah kontrak ini sebelum menandatanganinya." Kata pengacara.
"Tidak usah! Tandatangani saja," kata ibu dengan penuh semangat.
Kubaca perlahan-lahan dan berhenti di sebuah kalimat yang paling menyedihkan.
"Pihak A tidak bisa menuntut haknya sebagaimana layaknya istri kepada pihak B. Sedangkan pihak B memiliki seutuhnya kehidupan pihak A tanpa kompromi. Apabila melanggar, maka semua kesepakatan di atas kembali lagi kepada pihak B tanpa terkecuali."