Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kujual Cintaku Sebanyak Takdir Menyiratkan Kematian

23 Januari 2020   16:54 Diperbarui: 23 Januari 2020   17:11 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terngiang-ngiang selalu setiap kata perkata dari beberapa kutipan surat kontrak. Kupikir mulai esok, kebebasanku sebagai manusia harus dilenyapkan dan menjadi budak cinta dari sebuah perjanjian berdarah tempo dulu. Saat ayahku memerlukan tempat peristirahatannya yang terakhir.

"Pihak B tidak memiliki hak apapun."

[Ayah, kuikhlaskan semua kehidupan ini demi tubuhmu yang seharusnya sudah lebih damai dan juga untuk semua keluarga yang kau titipkan kepadaku.]

"Bismillahirrahmanirrahim." Surat kontrak kutandatangani, namun belum sempat habis tanda tangan, tiba-tiba tangan Aljero menghentikan semuanya ini. Kemudian menatap wajah ayahnya.

"Ayahhh ... Kasihanilah ibuku!"

"Dueer ...."

Bagaimana tersambar petir di pagi yang masih terlampau kabut. Tak kupercaya mereka adalah anak dan ayah.

"Borjuis, kau kawanku bukan? Jangan lakukan ini kepada keluargaku."

"Hutangku terlampau banyak, Aljaro."

"Ayah ...."

Dosen itu mengacuhkan anaknya dan melanjutkan acara penandatanganan kontrak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun