"Ini kopimu, Master!" Sebuah kecupan hangat mendarat dipipinya.
Dosen ternyata masih setengah sadar dan tidak menyadari kalau ibulah yang menciuminya. Kemudian menyuruhku pergi dari kamar dan bergegas ke sekolah.
Sambil berjalan ke sekolah, aku masih berpikir tentang semuanya. Agak begitu aneh menurut jalan pikiran ini. Namun masa bodo sajalah. Toh semuanya mampu teratasi dengan baik.
Sesampainya di sekolah melihat Aljero nampak murung dan begitu gelisah. Ketika melihatku dia menanyakan kabar ayahnya. Rupanya dosen itu telah membohongi Aljero kalau dia terluka parah. Padahal dia baik-baik saja. Apa yang sebenarnya terjadi pagi kemarin itu ya? Pikiranku menjalar kemana-mana. Kejadian begitu cepat dan tidak bisa kuingat keseluruhan.
Tiba-tiba ponsel berbunyi dan sebuah chat dari nomer tak dikenal kubaca.
[Bangsat! Kenapa pacarku kau tumbalkan]
[Siapa kau?]
[Kekasih abangmu! Kembalikan dia!]
[Apa maksudmu?]
[Dia telah koma karena menolong suamimu]
"Deg!"