Mohon tunggu...
Adelia TriEka
Adelia TriEka Mohon Tunggu... Freelancer - Pengelana

Amuk itu adalah Angkara dungu yang gemar memangsa hati

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kujual Cintaku Sebanyak Takdir Menyiratkan Kematian

23 Januari 2020   16:54 Diperbarui: 23 Januari 2020   17:11 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore yang terlampau air mata ketika wajah Aljero datang memenuhi seluruh bagian dalam hidupku tiba-tiba. Padahal aku hanya sebatas mengagumi dari kejauhan saja, namun entah mengapa dia membayang-bayangi sepi, saat kegelapan hari seolah-olah begitu cepat tumbangnya untuk berganti dengan pagi hari. 

Mata masih mengantuk, saat ibu datang ke dalam kamar, membangunkan tubuh yang masih ingin menikmati betapa empuknya ranjang baru yang dihadiahkan oleh Paman Ra untuk ulang tahun ibu. Entahlah mengapa tiba-tiba mereka begitu perhatian, padahal semenjak ayah pergi biasanya mereka tidak pernah seperhatian ini.


"Jois, lekaslah bangun! Bukankah hari ini kau akan segera menikah? Lihatlah ke ruang tamu, para perias pengantin sudah berdatangan dan menantikan dirimu."

"Tapi aku sedang malas bangun! Baru beberapa menit saja bisa tertidur."

"Jois, lekaslah mandi!"

Aneh hari ini ibu nampak begitu galak dan memuakkan sekali, sampai-sampai berteriak seolah-olah dunia akan segera kiamat.

"Jois lekaslah bangun!"

"Iya iya, baiklah."

Bergegas mandi dan menemui para perias. Sepintas melihat ibu sudah cantik, bahkan semua orang hampir-hampir saja tidak percaya kalau dia sudah mempunyai empat orang anak yang sudah usia dewasa. Kecantikannya membuat mereka berdecak kagum.

"Dia lebih cantik dariku." Kata salah satu perias.

"Sudahlah jangan bergosip ria! Semua wanita itu cantik, apalagi jika hatinya lebih murni. Pastinya dialah bidadari."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun