Namun Gavin sadar, ia tidak boleh egois karena saat ini ibunya lah yang menjadi tulang punggung keluarga dan merawat ia seorang diri. Gavin adalah anak tunggal dan ia hanya hidup berdua dengan ibunya saja, Ayah Gavin meninggal karena serangan jantung saat Gavin berusia 3 bulan.
Sampai sekarang Gavin tidak tau apa latar belakang ayahnya semasa hidup, Ibunya hanya berkata “Jadilah orang yang sukses dan berguna bagi orang lain, jangan seperti ayahmu dulu.” Dari perkataan ibu tersebut, seolah-olah ada yang ibu tutupi tentang masa lalu Ayah Gavin.
Keesokan harinya Gavin kembali menjalani rutinitas seperti biasa yaitu sekolah. Saat ini Gavin duduk dibangku kelas 2 SMP, yang dimana waktu tersebut sangat cocok untuk Gavin mengembangkan minat dan bakatnya.
Sampai suatu waktu terdapat acara demo ekstrakurikuler di sekolahnya. Saat itu satu persatu ekstrakurikuler unjuk gigi di depan siswa-siswi kelas 2, dengan harapan siswa-siswi tersebut dapat bergabung dengan ekstrakurikuler yang diminati. Gavin memperhatikan masing-masing demo ekstrakurikuler mulai dari ekstrakurikuler basket, voli, tari, karawitan, musik,dll.
Akhirnya Gavin tertarik pada ekstrakurikuler musik karena ia beranggapan bahwa dengan mengikuti ekstrakurikuler ini Ia dapat berlatih bermain gitar.
Setelah acara demo tersebut selesai, Gavin langsung menghampiri pengurus ekstrakurikuler musik untuk mendaftar menjadi anggota dan saat ini ia resmi menjadi anggota ekstrakurikuler musik.
Pada ekstrakurikuler musik ini terdapat beberapa bidang yang dapat diikuti sesuai dengan alat musik yang ingin dipelajari. Tentu saja Gavin memilih menekuni alat musik gitar karena ia ingin berlatih bermain gitar dan berkeinginan menjadi gitaris profesional.
Namun ia sadar bahwa ia tidak mempunyai gitar untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tersebut. Untungnya sekolah telah memfasilitasi ekstrakurikuler tersebut dengan studio musik yang cukup luas dan peralatan musik yang lengkap.
Tak terasa sudah 3 bulan Gavin mengikuti ekstrakurikuler musik ini. Gavin mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam bermain gitar. Bahkan ketika anggota lain masih belajar menghafal kunci dasar, Gavin sudah bisa mengiringi satu lagu dengan menggunakan kunci balok (barre).
Semua temannya heran, bagaimana Gavin bisa belajar secepat itu?. Ternyata Gavin bisa belajar secepat itu karena ia sering berlatih, ia berlatih di studio musik milik sekolah di luar jam ekstrakurikuler.
Oleh karena itu, ketika kegiatan ekstrakurikuler musik sedang berlangsung, Gavin lebih lancar bermain gitar dibandingkan dengan temannya yang lain. Tak sia-sia perjuangan Gavin dalam berlatih selama ini.