"Aku sedang berurusan dengan lelaki berengsek sepertimu. Lelaki yang hanya menjual karisma dan pencitraan supaya dapat memikat hati wanita untuk jatuh cinta kepadamu. Tapi pada kenyataannya, engkau hanya sampah yang berlindung di balik kemewahan, perusahaan yang sedang tumbuh serta gaya hidup hedonis," pungkas Nathalie.
  "Cukup Nathalie! Hentikan ucapanmu yang sangat keterlaluan dan menghina diriku," bentak Mathew karena terpancing emosinya dengan ucapan Nathalie yang begitu merendahkannya.
  "Aku tidak akan berhenti sebelum aku mendapat jawaban darimu. Siapa wanita yang baru saja menelepon serta memanggilmu dengan sebutan 'sayang'?"
&&&
  Mathew akhirnya mengangkat kedua tangan untuk meredakan ketegangan yang semakin memuncak. "Tenang Nathalie, tenang! Aku akan jelaskan semuanya kepadamu. Tapi, kumohon dengarkan aku baik-baik," pinta Mathew. "Aku begitu mencintaimu Nathalie dan soal kata-kataku yang kasar kepadamu tadi, aku minta maaf. Aku benar-benar hilang kendali dan tidak dapat mengontrol emosiku sehingga ..." Mathew hanya menggelengkan kepala seolah sedang mengusir setan yang tengah bersarang di dalam pikirannya.
  "Aku sudah tidak peduli lagi dengan hubungan ini Mathew. Mulai sekarang hubungan kita cukup sampai di sini. Aku benar-benar kecewa kepadamu Mathew dan sungguh hatiku begitu terluka malam ini." Nathalie mulai terisak dan tidak dapat menahan air matanya lagi. "Karena apa? Karena engkau telah mengkhianati cinta dan ketulusanku. Aku masih tidak percaya dengan semua ini, bagiku ini semua hanya mimpi yang akan hilang dengan sendirinya. Tapi ini adalah sebuah kenyataan pahit yang harus aku terima dalam perjalanan cintaku."
  Melihat Nathalie yang mulai menangis karena rasa sakit di hatinya, Mathew segera bangkit dari tempat duduknya lalu berjalan menghampiri untuk menenangkan dan meminta maaf atas semua kejadian yang telah terjadi malam ini. Mathew berdiri di samping Nathalie dan dengan lembut kedua tangan Mathew memegang bahu Nathalie untuk menunjukkan bahwa dirinya masih mencintainya. Nathalie hanya duduk diam tidak merespon, hanya suara isak tangis yang terdengar.
  "Maafkan aku sayang. Sungguh aku sangat menyesal dengan apa yang sudah terjadi malam ini." Suara Mathew terdengar pelan seperti sedang berbisik.
  Masih tidak ada jawaban dari Nathalie dan hanya kebisuan yang Mathew dapatkan.
  "Sayangku Nathalie. Bicaralah kepadaku," pinta Mathew dengan lembut.
  Sebagai jawaban dari pertanyaan Mathew, Nathalie segera berdiri dari tempat duduknya lalu menghadap Mathew. Tiba-tiba tangan kanan Nathalie menampar bagian kiri wajah Mathew dengan kekuatan penuh hingga membuat Mathew tersungkur ke meja dan jatuh ke lantai.