Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Panggilan

3 Agustus 2023   18:19 Diperbarui: 3 Agustus 2023   18:24 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   "Ini sungguh di luar dugaanku sayangku. Berarti semua acara makan malam ini telah engkau persiapkan jauh-jauh hari sebelumnya hanya untukku?" tanya Nathalie dengan bahagia.

   "Benar sekali sayangku. Semua ini aku persembahkan hanya untukmu," jawab Mathew. "Malam ini, izinkan aku memasangkan cincin berlian ini di jari manismu sebagai tanda aku telah melamarmu."

   "Silakan sayangku, engkau boleh memasangkan cincin berlian ini di jari manisku," jawab Nathalie dengan senyum yang selalu merekah di wajahnya.

   Setelah mendapat izin dari Nathalie, Mathew segera mengambil cincin berlian dari dalam kotak, dengan perasaan bahagia tangan kiri Mathew mulai memegang tangan kanan Nathalie, kemudian tangan kanan Mathew mulai bergerak untuk memasangkan cincin berlian di jari manis Nathalie. Ketika tangan kanan Mathew tinggal selangkah lagi berhasil memasangkan cincin berlian di jari manis Nathalie; tiba-tiba telepon genggam Mathew yang ada di atas meja berbunyi. Dering telepon itu membuat rencana Mathew untuk memasangkan cincin berlian jadi tertunda sesaat. Ketika Mathew melihat nama si penelepon yang nampak di layar, seketika wajah Mathew berubah murung dan bahasa tubuh serta sikap Mathew menjadi gelisah.

&&&

Dering telepon genggam Mathew terus berbunyi dengan suara nyaring seakan tidak mau tahu momen romantis yang sedang Mathew nikmati malam ini. Nathalie yang melihat perubahan bahasa tubuh juga wajah Mathew menjadi bingung dengan kejadian ini. Nathalie akhirnya memberanikan diri bertanya, karena Mathew sepertinya tidak ingin menerima panggilan telepon yang terus berbunyi.

   "Sayang, kenapa sikap serta bahasa tubuh kamu menjadi gelisah dan tegang? Aku bisa melihatnya dengan jelas ketika panggilan telepon ini berbunyi."

   "Tidak apa-apa sayangku. Aku baik-baik saja," jawab Mathew dengan tidak meyakinkan.

   "Kamu terima dulu panggilan telepon itu sayangku. Aku bisa menunggu dengan sabar, mungkin ini menyangkut urusan bisnis yang membutuhkan perhatianmu dengan segera."

   "Oh, tidak apa-apa sayangku. Ini hanya rekan kerja di kantor dan aku bisa meneleponnya setelah acara makan malam ini usai," jawab Mathew. "Aku tidak mau momen pertunangan ini terhenti hanya karena sebuah panggilan." Mathew lalu menekan tombol menolak supaya panggilan itu segera berhenti dan suasana kembali tenang.

   Nathalie mulai merasakan ada yang salah dengan Mathew dan semakin lama Mathew menjadi tidak tenang duduk di kursinya. Pasti ada sesuatu yang Mathew sembunyikan darinya. Mungkin ini soal pekerjaan di kantor, atau bisnis yang sedang mengalami masalah dan Mathew tidak ingin membuat kekasihnya ikut merasakan beban yang ditanggungnya. Nathalie bisa menerima situasi ini karena ia begitu mencintai Mathew, tetapi hati kecil Nathalie mengatakan yang sebaliknya dan ini membuat perasaannya menjadi resah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun