Mohon tunggu...
Achmad Fahad
Achmad Fahad Mohon Tunggu... Penulis - Seorang penulis lepas

menyukai dunia tulis-menulis dan membaca berbagai buku, terutama buku politik, psikologi, serta novel berbagai genre. Dan saat ini mulai aktif dalam menghasilkan karya tulis berupa opini artikel, beberapa cerpen yang telah dibukukan dalam bentuk antologi. Ke depan akan berusaha menghasilkan karya-kerya terbaik untuk menambah khasanah literasi di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Panggilan

3 Agustus 2023   18:19 Diperbarui: 3 Agustus 2023   18:24 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

   Kesunyian ini semakin membuat Mathew tertekan, Mathew ingin mencairkan suasana tetapi ia tidak tahu harus memulai dari mana. "Siapa wanita yang baru saja menelepon serta memanggilmu dengan sebutan 'sayang', Mathew?" bentak Nathalie dari seberang meja dengan suara keras dan marah yang membuat Mathew terkejut hingga hampir terjatuh dari kursinya.

   "Dia hanya seorang ...," Mathew terlihat bingung dan kikuk mencari jawaban yang pas dan bisa diterima oleh Nathalie.

   "Mathew, jawab pertanyanku! Siapa wanita yang baru saja meneleponmu?" bentak Nathalie, kali ini dengan menggebrak meja makan dengan kedua telapak tangannya.

   "Dia hanya seorang rekan kerja yang bekerja di perusahaanku," jawab Mathew. "Dan sungguh, aku tidak mengetahui kenapa ia bisa memanggilku dengan sebutan---"

   "Rekan kerja katamu Mathew?" ucap Nathalie dengan sinisme yang terlihat jelas. "Mana mungkin ada rekan kerja yang berani memanggil pemilik perusahaan dengan sebutan 'sayang'. Kamu pikir aku ini apa, orang bodoh, bisa kamu kelabui dengan alasan basi seperti anak kecil? Dengar Mathew, aku sama sekali tidak percaya dengan apa yang baru saja kamu katakan."

   "Nathalie dengarkan aku dulu, kumohon!" pinta Mathew, "aku minta maaf dengan kejadian yang baru saja terjadi. Tapi percayalah, aku tidak pernah bermain cinta dengan wanita lain dan aku selalu setia kepadamu."

   Setelah mendengar jawaban yang Mathew sampaikan. Nathalie hanya duduk diam sambil menatap Mathew dengan sorot kebencian dan kekecewaan. "Satu pertanyaan untukkmu Mathew," ucap Nathalie dingin, "lalu engkau anggap apa wanita itu? dan aku ini engkau anggap sebagai apa selama ini Mathew, jawab!" teriak Nathalie sambil mengeluarkan kemarahan yang sudah tidak bisa dibendung lagi.

   Mathew yang duduk di hadapan Nathalie hanya bisa menundukkan kepala menghindari pertanyaan Nathalie yang begitu mengena tentang semua yang telah dilalui selama ini. Kali ini Mathew yang berada dalam posisi sulit dan terjepit. Terjadi keheningan antara Mathew dan Nathalie, karena sudah tidak sabar menunggu jawaban dari Mathew yang hanya duduk sambil menundukkan kepala. Akhirnya Nathalie mengambil sebuah gelas yang berisi air putih lalu dengan marah menyiramkan air putih yang ada di dalam gelas itu ke wajah Mathew. Seketika Mathew terkejut dan marah mendapat siraman air putih di wajahnya dari Nathalie yang duduk di hadapannya. Baginya ini merupakan sebuah penghinaan pribadi dan sudah keterlaluan.

   "Nathalie apa yang baru saja kamu perbuat kepadaku? Jangan kurang ajar dan bertindak bodoh kepadaku di sini," teriak Mathew tidak terima dengan apa yang baru saja Nathalie perbuat.

   "Memangnya kenapa, kamu tidak terima dengan perbuatan yang baru saja aku lakukan? Lalu kamu mau apa Mathew, berdebat hingga membuat keributan di sini? Silakan jawab pertanyaanku yang tadi, karena aku sedang menunggu jawaban darimu Mathew." Tantang Nathalie dengan sengit dan tidak gentar.

   "Kamu sudah mulai berani dengan aku ya, Nathalie. Kamu tidak tahu sedang berurusan dengan siapa?" kata Mathew menyombongkan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun