imajiner yang berbinar-binar.
Keduanya kemudian bahkan melakukan kolaborasi setelah
keadaan kembali normal (bangun dari mimpi). Proyek
kolaborasi itu melambungkan keduanya pada sebuah dunia
yang sama sekali baru dan tak terhingga: dunia imajiner.
Dunia serba mungkin di mana sebuah buku bisa saja
menjelma jadi samudra. Dunia di mana semua orang bisa
melarung fakta dan logika ke padang-padang oase yang
lapang, sejuk, tanpa batas. Dunia di mana semua orang
ditunjukkan jalan ke berbagai kemungkinan yang bisa
diraihnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!