menjadi kakek pura-pura kalah, si kakek yang menjadi
cucu tak kuasa membendung gembira. Besok paginya,
bangun tidur mereka segera menebang sebatang
pohon yang dibentuk jadi perahu. Mereka lalu berlayar
dalam sebuah buku yang kemudian terhampar meluas
menjelma samudra.
      (Jalan Hati Jalan Samudra hal. 106)
D. Zawawi Imron adalah penyair alam yang penuh religiusitas.
Sajak-sajak yang beliau publikasikan di pertengahan tahun 60-an
sampai 80-an, seperti yang termuat dalam antologi Nenek
Moyangku Air Mata dan Bulan Tertusuk Lalang, mencerminkan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!